Reaksi Gesit Gibran Soal Penolakan Rumah Ibadah, Yusuf Dumdum: Beda dari Banyak Pemimpin Daerah yang Cari Aman

- Rabu, 21 Juni 2023 | 11:09 WIB
Reaksi Gesit Gibran Soal Penolakan Rumah Ibadah, Yusuf Dumdum: Beda dari Banyak Pemimpin Daerah yang Cari Aman



POLHUKAM.ID -Pegiat media sosial Yusuf Dumdum menyoroti reaksi gesit dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang turun tangan langsung menyelesaikan penolakan rumah warga sebagai tempat ibadah di Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.


Hal ini ditanggapi Yusuf Dumdum dalam akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Yusuf Dumdum menyinggung bahwa banyak para pemimpin daerah yang tidak melakukan hal seperti Gibran jika ada persoalan itu di daerahnya.


Menurut Yusuf Dumdum, banyak para pemimpin daerah yang justru lebih pilih mencari aman.



"Pemimpin daerah banyak yang cari aman," ungkap Yusuf Dumdum dikutip Suara Liberte dari akun Twitter pribadi miliknya @yusuf_dumdum, Rabu (21/6).



Lebih lanjut, Yusuf Dumdum mengatakan bahwa justru ada juga pemimpin daerah yang melakukan persekongkolan. Namun, Yusuf Dumdum menilai bawha Gibran Rakabumbing itu berbeda.


"Malah tidak sedikit juga yang suka bersekongkol sama para bandit dan siluman yang berkedok agama. Tapi ini beda," tandasnya.



Sementara itu, dilansir dari Kompas, Gibran Rakabuming Raka mendatangi lokasi tersebut pada Senin (19/6/2023) pagi guna memastikan permasalahan tersebut sudah selesai.



Hal tersebut lantaran di lokasi tersebut sempat dipasangi MMT oleh sekelompok orang yang menolak rumah tersebut sebagai tempat ibadah pada Minggu (18/6/2023).



Reaksi Gesit Gibran Soal Penolakan Rumah Ibadah, Yusuf Dumdum: Beda dari Banyak Pemimpin Daerah yang Cari Aman (Youtube 2045 TV.)


"Bar iki tak rampungke (habis ini tak selesaikan). Aku kan wis kondo tadi pagi ke sana (aku kan sudah bilang tadi pagi ke sana)," kata Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah.


Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa MMT penolakan yang terpasang di lokasi yang digunakan sebagai sekolah Minggu sudah dilepas.


"(MMT) langsung dicopot," ungkap dia.



Putra sulung Presiden Jokowi menyarankan, pengurus segera melengkapi izin agar mereka bebas menyelenggarakan kegiatan ibadah.


"Saya sarankan dilengkapi dulu izin-izinnya. Setelah saya cek belum lengkap. Tidak apa-apa. Setahu saya sekolah Minggu pindah-pindah," tandasnya.


Terpisah, Camat Banjarsari, Beni Supartono mengatakan, peristiwa penolakan rumah warga sebagai tempat ibadah bermula sekelompok orang mengadakan pawai. Tiba-tiba mereka memasang MMT di dua lokasi, yakni RW 008 dan RW 007.



Berdasarkan informasi, sekelompok orang ini memasang MMT penolakan rumah warga sebagai tempat ibadah karena belum berizin.



"Terus kita lepas (MMT) hari itu juga. Dan melepasnya dengan mereka. Alasannya karena mungkin belum izin dan mengadakan peribadatan yang belum berizin," katanya.


Beni menambahkan, sesuai dengan aturan tempat ibadah harus berizin. Oleh karena itu, pihaknya mendorong mereka untuk segera melengkapi perizinan.



"Kita dorong saja perizinannya. Itu sebenarnya sudah selesai tidak ada masalah. Jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan seperti intoleran tidak. Ini bagian proses perizinan saja. Ketika nanti proses perizinan berjalan tidak masalah," ungkap dia.


"Dan kita dorong dari pihak gereja yang mau mendirikan rumah ibadah kita dorong untuk mengajukan izin," imbuhnya.


Sumber: suara

Komentar