"Saya harap nantinya Kawasan Industri NIS dapat bersinergi dengan sektor UMKM. Peluang-peluang usaha baru bagi UMKM perlu dibuka lebar agar kontribusi kawasan industri semakin luas bagi perekonomian daerah dan nasional," kata Wapres dalam acara Peletakan Batu Pertama NT Corp/PT. NIS, di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (19/5/2022).
Dalam hal ini, partisipasi investor sangat diperlukan dalam membangun ekosistem industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sejauh ini, pemerintah juga mendukung penuh agar iklim investasi di Indonesia semakin baik.
Dengan terus meningkatkan daya tarik investasi, mulai dari pemberian kemudahan perizinan, fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal, hingga pemberlakuan larangan ekspor bahan mentah. Ia pun mengimbau pemerintah daerah untuk menjalin komunikasi dan sinergi yang baik dengan para investor.
"Kepada pemerintah daerah, Pak Gubernur, dan Pak Bupati, saya minta iklim investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya dan Kabupaten Konawe Utara khususnya, terus dijaga agar selalu kondusif. Saya minta pengelolaan aspek lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar ini benar-benar diperhatikan," ujarnya.
Menurut Wapres, Indonesia memegang peranan sangat penting dalam penyediaan bahan baku produk nikel dunia. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan nikel Indonesia sebesar 72 juta ton atau mencapai 52% dari total cadangan nikel dunia pada 2020. Untuk mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi, Pemerintah Indonesia pun telah menargetkan 53 fasilitas smelter yang akan beroperasi hingga 2024.
Kabupaten Konawe Utara berpotensi mendukung upaya tersebut karena telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan paling luas di Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun, sejauh ini proses hilirisasi masih belum maksimal.
Menutup sambutannya, Wapres berharap pembangunan NIS berjalan dengan lancar. "Kita berharap pembangunan Kawasan Industri NIS di Motui, Konawe Utara berjalan lancar dan selesai sesuai dengan target yang direncanakan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya, dan meridai segala ikhtiar yang kita lakukan," pungkasnya.
Sejalan dengan Wapres, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi juga mengapresiasi dibangunnya PT NIS di Konawe Utara, Sulawesi Utara. Menurutnya pembangunan pengolahan mineral atau smelter merupakan proyek strategis dalam mendukung hilirisasi di Indonesia yang terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
"Tentu kami pemerintah daerah bersama mendukung penuh PT Nusantara Industri Sejati dan PT Industri Smelter Nusantara menjalankan aktivitas usahanya di wilayah Sulawesi Tenggara, dalam hal mengolah sumber daya alam bijih nikel laterit menjadi barang-barang industri hilirnya, dan berharap dapat meningkatkan nilai-nilai investasinya di masa yang akan datang," ujar Ali Mazi.
Sementara itu, Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menyampaikan, pembangunan smelter merupakan komitmen PT NIS dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor raw material.
"PT NIS berkeinginan yang kuat untuk masuk dalam rencana besar ini dengan cara membangun kawasan industri berbasis Nikel dan membangun Smelter Nikel yang menghasilkan Ferro Nickel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti Nickel Metal, Ni Powder, Batteries, sampai kepada aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan," ungkap Nurdin.
Terkait dengan peluang tersebut, Nurdin melaporkan, PT NIS akan membangun Smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electris Furnice (RKEF) dengan kapasitas 500.000 Ton Ferro Nickel (Feni) per tahun, dengan kadar Nikel 10-12%. Smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama, yaitu 375 Hektar di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Ini Sosok Tahanan Wanita yang Diduga Dirudapaksa Oknum Polisi Polres Pacitan, Masih 21 Tahun
Pria Asal Bekasi Beberkan Pengalaman Jadi Admin Judol di Kamboja, Ada Teman yang Disetrum
[INFO] Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berani Buat Terobosan: Harus Bisa Beradaptasi & Manfaatkan Peluang!
Menag Geram, Jan Hwa Diana Tega Potong Gaji Karyawan Jika Pergi Salat Jumat