"Melalui pendidikan non-formal, berupa pelatihan pada tiga level keterampilan digital yakni Basic Digital Skill, Intermediate Digital Skill, dan Advanced Digital Skill," jelas Menkominfo Johnny G. Plate saat menyampaikan Keynote Speech Unpacking the Metaverse: Akselerasi Transformasi Digital dalam Menyambut Teknologi Masa Depan yang berlangsung di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu (18/5/2022).
Menteri Johnny menjelaskan dalam Basic Digital Skill, Kementerian Kominfo telah bekerja sama dengan berbagai mitra pegiat literasi digital.
"Termasuk dengan UGM dalam memberikan pelatihan literasi digital melalui program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) guna memberi pengenalan terhadap keterampilan digital, etika digital, budaya digital, serta keamanan digital," jelasnya.
Melalui GNLD, Menkominfo berharap dapat meminimalkan konten negatif dan mengoptimalkan potensi konten positif di internet.
"Yang juga diharapkan dapat meminimalisasi dampak konten negatif seperti hoaks, penipuan daring, dan radikalisme digital, sekaligus mengoptimalkan potensi konten positif yang ada di internet," ungkapnya.
Pada tingkatan Intermediate Digital Skill, Kementerian Kominfo menyiapkan program Digital Talent Scholarship (DTS) bagi generasi milenial Indonesia guna meningkatkan kompetensi digital. Adapun bidang keahlian yang bisa dipelajari mulai dari keamanan siber, kecerdasan buatan, big data, komputasi awan, coding, augmented reality (AR), dan virtual reality (VR).
"(Semua) untuk memenuhi kebutuhan talenta digital nasional. Tersedia lebih dari 200.000 kuota peserta DTS pada tahun 2022 ini. Kemarin di Yogyakarta, kami meluncurkan Grand Launching of the National Digital Talent Program 2022," tutur Menteri Johnny.
Pada Advanced Digital Skill, Kementerian Kominfo memberikan pelatihan digital tingkat lanjutan melalui Digital Leadership Academy (DLA). Pelatihan itu menurut Menkominfo disediakan bagi pimpinan lembaga publik maupun swasta, bagi pengambil kebijakan berbasis digital.
"Kominfo bekerja sama dengan 8 universitas ternama dunia seperti, Harvard Kennedy School, Oxford University, National University of Singapore, Tsinghua University, Imperial College London, Cornell University, Massachusetts Institute of Technology, dan Cambridge University," tuturnya.
Pada tahun 2022 setidaknya disediakan 550 kuota bagi peserta DLA. Program pelatihan dan pendidikan di atas demi membantu memenuhi kebutuhan digital skills di Indonesia yang dari tahun ke tahun terus meningkat. "Saya mengajak civitas academica UGM mengikuti kedua program tersebut," ajak Menteri Johnny.
Kementerian Kominfo juga menyiapkan program beasiswa pendidikan formal pada jenjang Program Master (S2). Menurut Menkominfo tahun ini Beasiswa Program Master (S2) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi terbuka bagi 200 putra-putri terbaik bangsa.
"Program ini terbuka untuk masyarakat yang bekerja di sektor TIK, aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah, serta TNI dan POLRI, yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi terbaik dalam maupun luar negeri," ujarnya.
Dalam kuliah umum hadir pula Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Wawan Mas'udi, pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian Kominfo, serta mahasiswa dan undangan.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Pengusaha es kristal di Langkat diintimidasi, pabriknya ditutup paksa oleh ormas SPSI dan PP
Sosok Aiptu Lilik Cahyadi, Polisi Pacitan yang Diduga Perkosa Muncikari, Rajin Beri Bimbingan Rohani
Pertemuan Don Dasco dengan Aktivis Eggi Sudjana Cs peristiwa realitas bukan sekedar April Mob
Merasa Nama Baik Dicemarkan, Anggota DPRD Sumut Laporkan Akun Penyebar Video Cekcoknya vs Pramugari