Hasyim justru menganggap hal tersebut merupakan kegagalan, karena menunjukkan program pencegahan yang dilakukan penegak hukum tidak efektif.
"Berarti proyek-proyek atau program-program pencegahan tidak efektif ketika kemudian tugas penindakan masih berjalan," ujar Hasyim di Gedung Merah Putih, Rabu (18/5/2022).
Meski demikian, Hasyim tetap mengapresiasi KPK yang menyelenggarakan program Politik Cerdas Berintegritas.
Sebab, dia menilai KPK masih mengedepankan program pencegahan dan pendidikan antikorupsi beberapa waktu terakhir.
"Kami menyambut baik program politik cerdas yang digelar oleh KPK dan pada kesempatan hari ini sangat strategis," ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga memuji program pencegahan korupsi tersebut lantaran para pimpinan para politik berkomitmen dan turut hadir saat diundang oleh KPK.
Dirinya turut menyoroti fenomena saling lapor ke penegak hukum antarsesama peserta pemilu.
Menurutnya, hal tersebut acap kali digunakan dalam upaya menjatuhkan lawan politik.
"Justru yang penting ini, sering kali soal lapor-melaporkan antarcalon atau antarpesaing," terang dia.
Hasyim menuturkan aib dan kelemahan bisa digunakan untuk mejatuhkan lawan politik yang akan berkompetisi pada 2024.
"Supaya yang bersangkutan dikesankan, dicitrakan, seolah-oleh yang bersangkutan kena masalah hukum," tutur Hasyim.(*)
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia
Tembus 1 Triliun, Anggaran Perjalanan Dinas dan Konsumsi Rapat Pemprov Jakarta Bakal Dipangkas!
Resmi! Usia Pensiun Pekerja di Indonesia Naik jadi 59 Tahun