Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa diplomasi membutuhkan proses. Tidak bisa langsung disimpulkan saat itu juga.
"Namanya diplomasi itu tidak bisa langsung disimpulkan gagal atau berhasil. Itu berproses," kata Masinton kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/7). Dia juga menyebutkan bahwa diplomasi tidak bisa diselesaikan dengan satu kali proses, pasti butuh tindak lanjut dari kedua negara.
"Kepala pemerintahan nanti ada tindak lanjut untuk merealisasi penjajakan dari upaya diplomasi," lanjutnya.
Masinton menyebutkan, Presiden Jokowi sudah mewakili negara untuk melakukan peran diplomasi internasional. "Politik bebas aktif itu dijalankan. Itu dahulu nanti baru kita bisa menilai dalam realisasi langkah berikutnya," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun, kecuali ingin melihat perang segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, dan energi segera diperbaiki.
"Karena ini menyangkut kehidupan ratusan juta orang, bahkan miliaran manusia," kata Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis waktu setempat, sebagaimana dikutip dari tayangan daring Sekretariat Presiden.
Sebelum bertemu Putin di Kremlin, Jokowi telah bersua dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina pada Rabu (29/6) waktu setempat. Jokowi menghadiri rangkaian pertemuan dengan para pemimpin dunia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman pada 26-28 Juni 2022.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Dua Keponakan Jokowi Pejabat di Pertamina, Apakah Ada Hubungannya dengan Gaduh LPG 3Kg?
Best UK Proxy: Unlock a World of Opportunities with Secure and Reliable Browsing
Gibran Sering Buat Konten Bersama Anak Sekolah, Publik Curiga: Prospek Buat 2029?
Kecewa Dipecat, Eks Karyawan di Bali Culik Anak Bos Minta Uang Tebusan Rp100 Juta