Hal tersebut ditegaskan Dubes Rosan (27/6/2022) saat persiapan webinar rutin Bincang Karya (Bianka) yang dilaksanakan KBRI Washington, D.C. pada Selasa (28/6/2022) waktu AS.
Sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Kepala Perwakilan se-AS di New Orleans, Louisiana, AS, yang baru saja dilaksanakan, Dubes Rosan memberikan pernyataannya.
"Saat ini, tingkat kepercayaan investor terhadap suatu negara, dilakukan dengan melihat laporan yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat utang, seperti Standard & Poor's, Moody's, dan Fitch Rating. Ketiga lembaga tersebut berbasis di AS dan lembaga tersebut menjadi rujukan negara di dunia dalam melihat pertumbuhan suatu negara. Rating utang suatu negara berafiliasi dengan kinerja aktivitas ekonominya," kata Rosan, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (30/6/2022).
Keputusan lembaga pemeringkat mempertahankan atau menurunkan dan atau meningkatkan peringkat utang suatu negara merupakan pengakuan atas posisi stabilitas makroekonomi dan prospek perekonomian suatu negara pada jangka waktu tertentu. Mereka memiliki pandangan dan cara tersendiri dalam melakukan analisis.
"Diplomasi Finansial yang dijalankan Dubes Rosan menjadi salah satu bagian penting dalam peningkatan kerja sama bidang pendidikan dan riset untuk bidang keuangan yang selama ini dilaksanakan antara perguruan tinggi dari AS dan Indonesia," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Popy Rufaidah.
"Sebagai Kepala Perwakilan RI di AS, sangat penting sekali memainkan peran aktif dengan memberikan update mengenai projectory pertumbuhan ekonomi Indonesia kepada lembaga pemeringkat keuangan tersebut, yang mana Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi [Laporan World Bank menetapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih pada kisaran 5% s.d. 5.12%]," kata Dubes Rosan.
"Sehingga, bila rating utang Indonesia dapat diturunkan 1% saja, maka dapat berdampak sekitar 1%-3% terhadap pertumbuhan ekonomi. Utang Indonesia berkisar sekitar 7000 triliun, satu persennya saja berarti bisa turun 70 triliun; bila dihitung 3%-nya berarti mencapai 210 triliun pertahun," lanjutnya.
Selanjutnya, Dubes Rosan menambahkan, "Aktivitas diplomasi finansial yang akan diintensifkan adalah meningkatkan hubungan dengan perusahaan investasi kelas dunia, yang saat ini hanya dikuasai oleh 17 perusahaan yang mayoritas ada di AS. Perusahaan investasi terbesar di dunia bernama BlackRock, adalah perusahaan yang berperan sebagai manajer asset, di mana total aset yang dikelola hampir USD10 triliun pada 31 Maret 2022 atau 10 kali lebih besar dari GDP negara Indonesia. Perusahaan investasi ini berinvestasi di hampir seluruh dunia dan menguasai investasi hampir USD100 triliun."
"Pemerintah biasanya roadshow ke negara pusat keuangan dunia, seperti Singapura, Hongkong, Jepang, London dan New York. Namun, pusat keuangan dunia terbesar saat ini, ada di New York, nah itulah yang akan saya lakukan yang saya sebut dengan diplomasi keuangan. Melakukan roadshow kepada 17 perusahaan investasi di AS. Hal tersebut dapat berdampak terhadap peningkatan kepercayaan perusahaan investasi dunia pada Indonesia dan menyampaikan hal positif yang pemerintah Indonesia sudah lakukan seperti Omnibus Law," lanjut Dubes Rosan.
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho, menyebutkan Diplomasi finansial yang dilaksanakan Dubes Rosan jadi salah satu langkah konkret penguatan hubungan bidang keuangan Indonesia dan AS.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Ini Sosok Tahanan Wanita yang Diduga Dirudapaksa Oknum Polisi Polres Pacitan, Masih 21 Tahun
Pria Asal Bekasi Beberkan Pengalaman Jadi Admin Judol di Kamboja, Ada Teman yang Disetrum
[INFO] Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berani Buat Terobosan: Harus Bisa Beradaptasi & Manfaatkan Peluang!
Menag Geram, Jan Hwa Diana Tega Potong Gaji Karyawan Jika Pergi Salat Jumat