Pengeroyokan salah seorang dosen Universitas Indonesia, Ade Armando pada 11 April lalu di aksi mahasiswa memasuki “babak baru”.
Selain ditangkapnya beberapa pihak yang diduga melakukan pengeroyokan, kini Ade sudah muncul di publik dan mengungkapkan kondisi kesehatannya dan juga kejadian pengeroyokan yang dia alami.
Ade mengaku bahwa jika pihak polisi terlambat datang, maka kemungkinan dirinya selamat sangatlah tipis.
“Kalau saja terlambat, barangkali lima menit sampai sepuluh menit polisi menolong saya ada kemungkinan bahwa saya sudah matilah,” ujar Ade di Cokro TV, dikutip Selasa (17/5/21).
Ade pun mengungkapkan pengalamannya selama menjalani perawatan akibat pengeroyokan tersebut.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Elon Musk, Omongan Rocky Gerung Nyelekit Parah: Bikin Mobil Esemka Aja Nggak Bisa…
Ade mengatakan bahwa dia sempat tak bisa tidur nyenyak. Pasalnya, kondisi kepala dan tubuhnya mengalami luka paling parah.
“Minggu pertama paling berat, kepala terganggu, pusing, muntah, dan tak bisa tidur nyenyak," kata Ade.
Mengenai serangan yang diterima, Ade menyinggung soal serangan ke arah perut. Menurutnya kondisi tubuh Ade yang cenderung gemuk, menurut penuturan Ade juga “berperan” dalam perlindungan dari efek pengeroyokan.
“Saya ditendangi itu perut saya. Jadi cerita lucunya, kata dokter karena saya gemuk. Jadi yang ditendang itu lemak di perut saya. Ternyata ada untungnya gemuk ya," kata Ade sambil tertawa.
Diketahui pihak kepolisian menetapkan 9 orang sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan Ade Armando. Sebanyak dua tersangka masih diburu pihak polisi.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Diduga Suruh Pasien Buka Baju, Dokter AY Dinonaktifkan dari Persada Hospital Malang
Tampang Muhammad Azwindar Eka Satria, Dokter PPDS UI Ditangkap Gegara Rekam Mahasiswi Mandi
Ternyata Hotman Paris yang Kasih Ide di Balik Pria Ngaku Ayah Biologis Anak Lisa Mariana
Bikin Melongo, Pengemis Lansia di Bondowoso Raup Rp600.000 per Hari dan Sudah Haji