“Penerapan ESG ini adalah upaya dekarbonisasi dan peningkatan investasi di sektor usaha yang lebih ramah lingkungan. Penerapan ESG juga membawa nilai tambah kepada perusahaan, meliputi transparansi dan integritas dalam pengelolaan yang akan menjamin strategi bisnis diterapkan secara efektif dan efisien,” katanya dalam acara “Global Baseline for Business and Investors: B20 – IAI – IFAC – ISSB Outreach”, Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Arsjad pun menekankan pentingnya kerjasama KADIN dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam rangka sosialisasi sustainabity reporting ke perusahaan-perusahaan anggotanya. “Rencana kerjasama ini memungkinan perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat menerapkan sustainability reporting secara optimal,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (DPN IAI) Mardiasmo, mendorong adopsi atas IFRS Sustainability Disclosure Standard sebagai standar dasar global untuk memperkuat tata kelola keberlanjutan. Ia juga mendorong komunitas bisnis dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberikan masukan pada draft eksposur IFRS Sustainability Disclosure Standard tersebut.
“Melalui penerapan standar keberlanjutan yang diterima secara global, dapat dimungkinkan terciptanya kesebandingan dalam bisnis dan memperkuat trust di kalangan investor global,” terangnya.
Adapun, Chair B20, Shinta W Kamdani mengatakan, untuk membantu mencapai kejelasan dan mendorong keselarasan, B20 yang mewakili lebih dari 15 industri dan lebih dari 2.000 bisnis global dan sektor swasta telah menekanan urgensi untuk mempromosikan pelaporan berkelanjutan berstandar global. Dalam B20 sebelumnya di Italia, isu pembinaan tata kelola yang berkelanjutan telah ditekankan melalui upaya keseragaman standar pelaporan keberlanjutan di seluruh yurisdiksi.
“Tahun ini, B20 Indonesia memiliki peluang strategis untuk memimpin tata Kelola keberlanjutan global yang berfokus pada penyampaian rekomendasi kebijakan bekelanjutan yang dapat ditindaklanjuti. Rekomendasi ini dapat menangani masalah tata kelola berkelanjutan yang kritis di seluruh dunia,” jelas Shinta.
Webinar global ini merupakan side event B20 – IAI yang kedua berturut-turut yang dimaksudkan untuk meningkatkan awareness publik akan pentingnya sebuah standar sustainability reporting yang berlaku secara global. Sebagai bagian dari Task Force Integrity & Compliance (TFIC) B20, rangkaian side event ini mendorong pemimpin negara-negara G20 dan komunitas bisnis global untuk lebih aktif dalam mempromosikan tata kelola berkelanjutan (sustainable governance) dalam bisnis, untuk mendukung inisiatif ESG. Ini adalah salah satu masalah paling mendasar yang dibahas dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.
Mardiasmo menambahkan, profesi akuntan harus memainkan perannya untuk berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi karbon. Akuntan dinilai memiliki skill set yang tepat untuk melakukan mitigasi perubahan iklim melalui pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting).
Selain Ketua KADIN dan Ketua DPN IAI, acara ini juga menampilkan Shinta W. Kamdani (Chair B20 Indonesia), Haryanto T. Budiman (Ketua TFIC B20), Masamichi Kono (IFRS Trustee), Sue Llyod (Vice-chair ISSB), Eelco van der Enden (CEO GRI), Nawal Nely (Deputi Menteri BUMN), dan pembicara lainnya dari dalam dan luar negeri.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia