"Nanti di pertemuan ketiga, kita spesifik fokus di solidarity partnership dan juga the future work post Covid-19," kata Iwan dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertema "Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pasca Pandemi" pada Kamis (23/6/2022).
Pada pertemuan kedua sebelumnya, ungkap Iwan, Indonesia telah mendorong pembahasan seputar isu quality education dan digital teknologi. Iwan mengatakan, pada intinya, keempat isu yang diusung Indonesia mendapat apresiasi dan sambutan positif dari para delegasi negara anggota dan negara undangan khusus.
"Alhamdulillah 4 isu penting ini didukung oleh negara-negara anggota dan negara-negara undangan khusus sehingga diskusi berjalan dengan baik," bebernya.
Sebagaimana diketahui, sejak Covid-19 menjadi pandemi di semua negara, berbagai sektor mengalami hambatan dan tantangan. Salah satunya adalah sektor pendidikan yang mengubah pola pembelajaran menjadi secara daring.
Sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, Indonesia selaku pemangku Presidensi G20 2022 menginisiasi Kelompok Kerja Pendidikan G20 yang dipimpin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Forum yang terdiri dari negara-negara anggota G20, negara undangan khusus, organisasi internasional, serta Kelompok Pelibatan Bisnis dan Kepemudaan ini bertujuan untuk memperkuat sistem pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
Pada pertemuan EdWG kedua, Kemendikbudristek membagikan terobosan Merdeka Belajar sebagai contoh praktik baik yang menjadi tonggak gotong royong transformasi pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20.
Lebih spesifik lagi, untuk mempersiapkan mahasiswa guna menghadapi dunia kerja nyata, Kemendikbudristek juga menerapkan terobosan Kampus Merdeka.
Untuk diketahui, Kampus Merdeka adalah program persiapan karier yang komprehensif guna mempersiapkan generasi terbaik Indonesia, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.
"Kampus merdeka ialah merdeka belajar yang kedua. Dari awal Mas Menteri itu memiliki visi bahwa kita harus mendisrupsi perguruan tinggi. Kita melakukan unbundling higher education, di mana belajar itu ga harus di kampus. Jadi, belajar itu bisa dari mana saja, kapan saja," beber Iwan.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia