"Apalagi ada kekhawatiran Jokowi apabila ia tidak terpilih ada beberapa programnya tidak akan dilanjutkan, seperti IKN," kata Fernando Emas kepada Polhukam.id.
Sementara itu, terkait fluktuasi hubungan Jokowi dengan Megawati maupun dengan PDI Perjuangan adalah hal yang biasa, dan itu merupakan bagian dari dinamika politik.
Pada akhirnya kemungkinan Megawati dan Jokowi akan satu irama dalam menentukan capres yang akan diusung oleh PDI Perjuangan.
"Saya melihat, sampai saat ini ada beberapa partai politik yang dibawah kendali Jokowi seperti Golkar, PKB, PAN dan PPP," terangnya.
"Tentunya kasus hukum yang pernah menyentuh Airlangga Hartanto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan masih terus membayangi mereka sehingga membuat mereka tidak leluasa menentukan pilihan politiknya," jelasnya.
Apalagi kejadian dualisme kepemimpinan Golkar dan PPP masih menghantui mereka. Keempat pimpinan parpol tersebut akan mengikuti arahan dan kemauan Jokowi mengenai dukungan capres dan cawapres.
"Kalau tidak ada kesepakatan antara Megawati dan Jokowi, maka keempat partai tersebut akan mengusung jagoan Jokowi," terangnya.
Kalau melihat tahapan pemilu dan UU Pilpres, kalau relawan Jokowi dijadikan partai politik maka pada pilpres 2024 baru bisa mengusung ataupun mendukung pasangan capres dan cawapres.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia