Reshuffle 15 Juni Dinilai Tak Berguna, Pengamat Blak-blakan: Pemerintahan Ini Makin Tidak Kredibel

- Kamis, 16 Juni 2022 | 06:10 WIB
Reshuffle 15 Juni Dinilai Tak Berguna, Pengamat Blak-blakan: Pemerintahan Ini Makin Tidak Kredibel
Polhukam.id, Jakarta - Pengamat politik Ubedilah Badrun mengkritik reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang dilaksanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

"Reshufle kabinet saat ini tidak ada gunanya," kata Ubed sapaan Ubedilah Badrun melalui layanan pesan, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga: Sebut Hasil Reshuffle Tak Sesuai Harapan, Kamhar Lakumani Singgung Presiden 3 Periode: Jadi Terbaca

Menurut dia, pergantian menteri oleh Jokowi pada Rabu ini tidak bermakna straregis, karena sekadar memberi tempat bagi partai baru masuk koalisi.

"Kesan yang muncul di hadapan publik nasional dan internasional adalah pemerintahan ini makin tidak kredibel," lanjut Ubed.

Aktivis 1998 itu mengatakan akar persoalan tidak lancarnya roda pemerintahan itu bukan bermuara dari menteri saja. Ubed mengatakan bahwa ketidakmampuan Jokowi merekrut menteri berkualitas dan mengatur para pembantunya di kabinet yang membuat pemerintahan kurang optimal.

Baca Juga: Sayangkan Reshuffle Diisi Menteri Parpol, Orang Demokrat: Masyarakat Hilang Rasa Kepercayaan

"Reshuffle hanya sekadar langkah instrumental biasa yang tidak menarik dan tidak memberi efek kejut mengembalikan trust publik kepada pemerintah saat ini," ungkap dia. 

Sebelumnya, Jokowi melantik dua tokoh menjadi menteri dan tiga orang sebagai wamen di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Adapun, dua tokoh yang dilantik sebagai menteri yakni Zulhas menjabat Mendag dan mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto menjadi Menteri ATR. Sementara itu, Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni menjadi Wamen ATR, Sekjen PBB Afriansyah Noor menjadi Wamenaker, dan John Wampi Watipo sebagai Wamendagri.

Sumber: jpnn.com

Komentar