Menteri Baru Punya Latar Belakang Tak Sesuai Jabatan, Pengamat: Yang Penting Mau Bermanuver Poilitik

- Kamis, 16 Juni 2022 | 05:50 WIB
Menteri Baru Punya Latar Belakang Tak Sesuai Jabatan, Pengamat: Yang Penting Mau Bermanuver Poilitik
Polhukam.id, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. Ada dua menteri baru yang dilantik hari ini di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Pertama, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menggantikan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan. Lalu, mantan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kini menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), menggantikan Sofyan Djalil.

Baca Juga: Sebut Hasil Reshuffle Tak Sesuai Harapan, Kamhar Lakumani Singgung Presiden 3 Periode: Jadi Terbaca

Terkait reshuffle kabinet ini, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, pergantian menteri itu merupakan langkah yang tepat untuk memperbaiki kinerja dan masalah yang ada. Tetapi, kata Adi, dua menteri baru itu tak cocok dengan latar belakang dan pengalamannya masing-masing pada karier sebelumnya.

"Kalau melihat dari latar belakang mereka kurang cocok, artinya latar belakang ini pengalaman terjang politiknya. Kalau di perhutanan Pak Zulhas (sapaan Zulkifli Hasan—red) ahlinya. Kalau di bidang pertahanan Pak Hadi ahlinya, kemudian dijadikan Menteri ATR/BPN kan jadi pertanyaan banyak orang," kata Adi kepada suarajakarta.id, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga: Sayangkan Reshuffle Diisi Menteri Parpol, Orang Demokrat: Masyarakat Hilang Rasa Kepercayaan

Meski begitu, Adi menilai, ketidakcocokan dua menteri baru Jokowi dengan latar belakangnya itu justru menjadi ciri khas Jokowi dalam kabinetnya. Contohnya, lanjut Adi, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem dengan latar belakang ekonomi tetapi kini harus menaungi universitas top dan para profesor serta guru besar top di Indonesia

"Itu style Jokowi. Jadi bukan sesuai background atau enggak, yang penting mau melakukan kerja-kerja dan manuver politik. Dengan menempatkan orang yang dinilai latar belakangnya berbeda justru bisa melakukan manuver politik yang bisa diharapkan," papar Adi.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebut, meski Zulkifli Hasan tak memiliki latar belakang perdagangan, tapi posisinya sebagai ketua partai dua periode bisa diterjemahkan dalam konteks koalisi.

"Atau pengalaman panjangnya sebagai Menteri Kehutanan di zaman SBY diharapkan bisa diduplikasi di zaman sekarang," ungkapnya.

Baca Juga: Gerindra Respons Reshuffle Kabinet oleh Jokowi, Habiburokhman: Beliau Satu-satunya User Paling Paham

Lebih lanjut, tak selarasnya pengalaman dengan posisi dua menteri baru ini, justru menjadi tantangan bagi Zulkifli Hasan maupun Hadi Tjahjanto.

"Dengan bekal sebagai ketua umum partai dua periode era SBY, Zulhas diharapkan bisa menuntaskan problem-problem terkait perdagangan terutama yang terkait dengan minyak goreng," bebernya.

Baca Juga: Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet, Analisis Pakar Tajam: Lebih Kental Nuansa Politiknya!

Sementara Hadi, dengan 'tangan besinya' diharapkan bisa menuntaskan persoalan mafia tanah yang selama ini meresahkan. "Kalau Pak Hadi sederhana, bisa nggak menggunakan 'tangan besinya'. Sebagai mantan panglima TNI yang menggebuk para mafia-mafia tanah, gerombolan-gerombolan yang selama ini cukup meresahkan. Kan gitu yang diharapkan dari sosok Hadi," tegasnya.

"Makanya ini tantangan sekaligus challenge dua menteri baru ini bisa melakukan manuver yang tidak biasa dalam karakter politik masing-masing. Bisa bekerja maksimal hingga tuntas. Bisa nggak, out of the box sesuai harapan presiden, bisa nggak melakukan kebijakan politik yang nggak biasa," pungkas Adi.

Sumber: jakarta.suara.com

Komentar