Sebab, selama ini nama Rahmat Gobel belum pernah muncul dalam setiap rilis yang disampaikan lembaga survei baik popularitas maupun elektabilitasnya.
"Rahmat Gobel memang kader Nasdem yang secara finansial layak menjadi cawapres. Namun untuk maju menjadi cawapres tentu tak cukup hanya bermodalkan finansial," kata Jamil.
"Kalau hanya bermodalkan finansial, tentu banyak orang kaya di Indonesia yang layak jadi cawapres. Namun hal itu belum pernah terjadi di Indonesia bahwa orang yang hanya kaya secara finansial menjadi cawapres dan menang pada kontestasi pilpres," pungkasnya.
Dia menyebutkan contoh kasus Jusuf Kalla misalnya, selain memiliki finansial yang mumpuni, juga elektabilitasnya masih terlihat. Dengan begitu, Jusuf Kalla masih dapat membantu pundi-pundi suara untuk pasangannya.
"Jadi, hingga saat ini Rahmat Gobel tampaknya hanya layak menjadi cawapres dari sisi finansial saja. Dari sisi elektabilitas tentu Rahmat Gobel sangat tidak layak diusung menjadi cawapres," jelasnya.
"Karena itu, kalau Nasdem pada Rakernas mendatang menetapkan Rahmat Gobel sebagai cawapres, maka kesannya hal itu sangat dipaksakan. Nasdem sudah irasional dalam memilih cawapres yang akan diusungnya," tutupnya.
Sumber: jakarta.suara.com
Artikel Terkait
Diduga Suruh Pasien Buka Baju, Dokter AY Dinonaktifkan dari Persada Hospital Malang
Tampang Muhammad Azwindar Eka Satria, Dokter PPDS UI Ditangkap Gegara Rekam Mahasiswi Mandi
Ternyata Hotman Paris yang Kasih Ide di Balik Pria Ngaku Ayah Biologis Anak Lisa Mariana
Bikin Melongo, Pengemis Lansia di Bondowoso Raup Rp600.000 per Hari dan Sudah Haji