Sebab, selama ini nama Rahmat Gobel belum pernah muncul dalam setiap rilis yang disampaikan lembaga survei baik popularitas maupun elektabilitasnya.
"Rahmat Gobel memang kader Nasdem yang secara finansial layak menjadi cawapres. Namun untuk maju menjadi cawapres tentu tak cukup hanya bermodalkan finansial," kata Jamil.
"Kalau hanya bermodalkan finansial, tentu banyak orang kaya di Indonesia yang layak jadi cawapres. Namun hal itu belum pernah terjadi di Indonesia bahwa orang yang hanya kaya secara finansial menjadi cawapres dan menang pada kontestasi pilpres," pungkasnya.
Dia menyebutkan contoh kasus Jusuf Kalla misalnya, selain memiliki finansial yang mumpuni, juga elektabilitasnya masih terlihat. Dengan begitu, Jusuf Kalla masih dapat membantu pundi-pundi suara untuk pasangannya.
"Jadi, hingga saat ini Rahmat Gobel tampaknya hanya layak menjadi cawapres dari sisi finansial saja. Dari sisi elektabilitas tentu Rahmat Gobel sangat tidak layak diusung menjadi cawapres," jelasnya.
"Karena itu, kalau Nasdem pada Rakernas mendatang menetapkan Rahmat Gobel sebagai cawapres, maka kesannya hal itu sangat dipaksakan. Nasdem sudah irasional dalam memilih cawapres yang akan diusungnya," tutupnya.
Sumber: jakarta.suara.com
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia