Ujang mengatakan itu untuk mengomentari harapan Masinton agar Jokowi me-reshuffle menteri yang bakal maju pada Pilpres 2024.
"Menteri yang kebelet menjadi capres akan dibiarkan. Tak akan di-reshuffle," kata dosen Universitas Al-Azhar, Jakarta itu melalui layanan pesan, Minggu (12/6).
Ujang melanjutkan, setidaknya ada empat menteri di Kabinet Indonesia Maju yang ingin menjadi Capres 2024. Tiga di antaranya berasal dari unsur partai politik, yaitu Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Sandiaga Uno.
Satu lagi berstatus profesional, tetapi menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019, Erick Thohir.
Menurut Ujang, keempat tokoh itu punya posisi politik yang kuat sehingga Jokowi tidak mungkin me-reshuffle mereka. Toh, kata dia, para menteri yang kepengin menjadi Capres 2024 itu sudah mendapat restu Jokowi untuk tebar pesona.
Hal itu membuat kepala negara tidak akan memecat Erick dkk. "Mereka yang kebelet menjadi capres, tebar pesona kesana-kemari sudah atas izin Jokowi. Tak mungkin mereka jalan kampanye ke bawah, jika tak direstui Jokowi," ungkap Ujang.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu sebelumnya mendorong Jokowi me-reshuffle menteri yang tidak fokus bekerja dan sibuk pencapresan. "Jadi, saya lihat, memang harus segera dilakukanlah itu, dilakukan reshuffle. Jadi reshuffle-nya jangan sebagai wacana saja," ujar dia dalam sebuah diskusi, Sabtu (11/6).
Masinton menuturkan, reshuffle menjadi penting agar kabinet Jokowi fokus bekerja. Namun, menteri yang nantinya masuk kabinet harus sosok yang siap bekerja dan bukan sekadar tebar pesona. "Ya, haruslah (reshuffle), supaya fokus, jangan juga nanti menteri yang masuk itu malah nggak fokus lagi, malah memanfaatkan buat kampanye lagi," ujar pendiri REPDEM itu.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Bantah Polisi, Kementerian PPPA Sebut Dokter Kandungan Cabul di Garut Belum Ditangkap
[BREAKING] Jokowi Pilih Tunjukkan Ijazah ke Wartawan Ketimbang ke Massa TPUA
Terungkap! Sebelum Viral, Dokter Cabul Garut Pernah Ditonjok Suami Pasien
Guru Besar Unnes Unggah Ijazah S1 UGM Tahun 1986, Beda dengan Milik Jokowi