polhukam.id - Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur, Erlangga Abdul Kalam mengutuk keras tindakan amoral polisi di Jakarta Barat.
Tindakan amoral itu terjadi saat penangkapan kasus penggunaan narkoba yang menjerat Steve (Asisten Saipul Jamil) dan Saipul Jamil di dekat halte Transjakarta Jelambar oleh anggota Polsek Tambora, Jalarta Barat pada Jum'at, 6 Januari 2023 lalu.
“Tidak semestinya anggota polisi yang ditugaskan untuk melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat berbuat tindakan seperti yang banyak kita lihat di media sosial mengenai penangkapan Saipul Jamil dan asistennya tersebut. Penangkapan itu sangat tidak memanusiakan,” ujar Erlangga dalam keteragannya kepada Harian Terbit, Selasa, 9 Januari 2024.
Baca Juga: Kaukus Muda Beringin 03 Ajak Pengurus, Caleg dan Kader Golkar Menangkan Ganjar-Mahfud
Erlangga mengungkapkan, dalam video penangkapan yang viral di medsos itu terdengar dan terlihat ada kalimat atau diksi kotor yang diutarakan oleh oknum anggota polisi, seperti kata; Binatang dan Tembak.
Mirisnya ada pemukulan juga saat proses operasi taget penangkapan tersebut. Selain mencederai semboyan institusi kepolisian, tentu saja prilaku anggota polisi yang demikian tidak dapat dibenarkan di negara demokrasi ini.
“Padahal jelas, sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 bahwa Polri sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta penegakan hukum,” jelasnya.
Baca Juga: Ketua KPK Belum Ada Pengganti, DPR Masih Menunggu Surpres Jokowi
Erlangga memaparkan, dampak yang kemudian dihasilkan atas perbuatan dan tindakan polisi yang demikian tentu akan membuat psikologis setiap hati masyarakat menjadi ketakutan. Lebih jauh dari itu, bisa saja korban akan menimbulkan trauma yang sangat mendalam dan berjangka panjang.
“Maka, menjadi sangat tidak bisa dipercaya jika yang dikatakan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi selaku Kapolres Metro Jakarta Barat dalam konferensi pers bahwa yang melakukan tindakan amoral tersebut kepada Steve dan Saipul Jamil bukanlah anggotanya,” paparnya.
“Kami meyakini betul, bahwa yang melakukan tindakan amoral tehadap Steve dan Saipul Jamil adalah anggota polisi. Rasionalisasi paling sederhananya adalah bagaimana mungkin masyarakat awam mengetahui bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah pengguna narkoba? Padahal jelas sekali disebutkan bahwa Steve adalah target operasinya. Kami yakin, bahwa pola penangkapan semacam ini pasti sudah direncanakan lebih dahulu oleh polisi yang bertugas. Sehingga sangat tidak memungkinkan sekali jika yang dikatakan dalam konferensi pers tersebut yang melakukan tindakan amoral bukan anggota polisi,” imbuhnya.
Baca Juga: Diberi Nilai Rendah oleh Anies, Prabowo: Kalau dari Ente mah Emang Gue Pikirin
Lebih lanjut Erlangga mengatakan, bukti dugaan yang paling kuat dan nyata yang mengindikasikan bahwa di dalam video proses penangkapan tersebut adalah anggota polisi ialah borgol dan senpi. Sangat tidak mungkin jika masyarakat biasa berinisiatif membawa alat tersebut. Sebab tidak semua orang diperkenankan membawa alat tersebut.
“Lebih krusial dari itu, pasca penangkapan dilakukan terhadap korban (Saipul Jamil dan asistennya), hasil tes urine menunjukqn hanya positif untuk steve selaku asisten Saipul Jamil. Sedangkan hasil tes urine Saipul Jamil negatif,” paparnya.
Hasil tes urine negatif milik Saipul Jamil makin menjadi catatan keberingasan polisi dalam mengejar target operasinya. Sekalilagi, prilaku tercela anggota polisi berupa; caci maki dan pemukulan terhadap masyarakat bukanlah sesuatu yang dibenarkan dalam institusi Polri. Selain memberikan ketidaknyamanan terhadap warga negara, ini juga mencemarkan nama baik seseorang.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianterbit.com
Artikel Terkait
Geger, Iptu Rudiana Akui Vina Cirebon dan Eky Tewas Kecelakaan?
Pelaku Penyerangan Rombongan Kiai NU yang Bikin Banser Babak Belur Diburu Polisi
Ojol yang Ngaku Dijebak Polisi untuk Antar Sabu Mendadak Klarifikasi dan Minta Maaf
Polisi Tangkap Mantan Audrey Davis, Pemeran Pria di Kasus Video Syur, Sakit Hati Diputusin