Dua Kontraktor Selesaikan Pekerjaan Jaringan Limbah di kota Jambi: Waskita Karya baru 63 Persen, Temui Kendala Kondisi Tanah hingga Finansial

- Kamis, 21 Desember 2023 | 13:00 WIB
Dua Kontraktor Selesaikan Pekerjaan Jaringan Limbah di kota Jambi: Waskita Karya baru 63 Persen, Temui Kendala Kondisi Tanah hingga Finansial

polhukam.id - Tiga kontraktor, PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, dan PT Brantas Abipraya, saat ini sedang berjuang keras untuk menyelesaikan proyek Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) di Kecamatan Pasar dan Jambi Timur, Kota Jambi.

Meskipun pada awalnya progres pekerjaan terlihat menggembirakan, berbagai kendala teknis dan finansial menghambat pencapaian target yang telah ditetapkan.

Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Jambi, Dibyo Saputro mengatakan jika PT Adhi Karya membangun jaringan perpiaan hingga sambungan rumah di wilayah Kecamatan Pasar, PT Waskita Karya membangun jaringan perpiapaan di wilayah Jambi Timur dan PT Brantas Abipraya membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di wilayah Jambi Timur. 

Baca Juga: Pro dan Kontra Netizen Terhadap Usulan Dirlantas Polda Jambi, Larangan BBM Truk di Kota Jambi Perlu Dipertimbangkan: Dinilai Untungkan Pelangsir BBM

Proyek ini terbagi menjadi tiga paket, dengan paket B1 yang mencakup IPAL yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya berhasil mencapai progres 100 persen, hanya menunggu tahap Commissioning (uji coba).

Namun, fokus utama saat ini adalah pada dua paket lainnya yang melibatkan pekerjaan jaringan perpipaan.

Paket pertama, yang melibatkan pekerjaan pipa jaringan di wilayah Kecamatan Pasar Jambi oleh PT Adhi Karya, dengan nilai Rp150 Miliar telah mencapai progres fisik sebesar 97 persen.

Kendati demikian, tantangan teknis muncul terutama terkait kondisi tanah di Kota Jambi yang sulit diprediksi.

Baca Juga: Singgung Jalan Batu Bara, Syarif Fasha Sebut Hingga Kini tak Ada Solusi: Sebut PR Bagi Pemprov Jambi

Dibyo Saputro, menjelaskan bahwa seringkali pekerjaan harus terhenti karena mata bor terhambat oleh kondisi di bawah tanah yang tidak dapat diprediksi dengan baik.

"Ada masalah daya dukung tanah yang sangat jelek sekali, hampir tidak ada daya tahan tanah. Pipa limbah ini harus memiliki kemiringan yang linear, tidak boleh naik turun, sementara saat di bor daya tahan tanah sering turun sendiri, sehingga mata bor harus berhenti. Ini tidak pernah kami duga sebelumnya, di mana dalam satu jalur itu memiliki kondisi tanah yang berbeda-beda," jelasnya.

Kata dia, pekerjaan yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini seringkali menghadapi hambatan seperti itu, ditambah dengan temuan kayu dan ban di kedalaman 9 meter.

Meskipun demikian, tim proyek terus mencari metode yang paling efektif untuk menyelesaikan proyek ini.

Sementara itu, paket kedua melibatkan pekerjaan jaringan perpipaan di Kecamatan Jambi Timur yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp250 Miliar. Namun, progres fisiknya saat ini baru mencapai 63 persen.

Baca Juga: Fasha Perintahkan Fraksi NasDem Tolak Rencana PT SAS: Sebut Amdal dan Perizinannya Sudah Habis Masanya

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jambione.com

Komentar