Ketua Umum Persis: Mubaligh Harus Jadi Teladan

- Rabu, 20 Desember 2023 | 17:01 WIB
Ketua Umum Persis: Mubaligh Harus Jadi Teladan

 

polhukam.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustadz Jeje Zaenudin mengatakan, para dai dan mubaligh sebagai ujung tombak dakwah dan pembimbing umat, memiliki peran penting dalam memberi teladan kepada masyarakat.

Termasuk, kata dia, menyikapi dan merespon dinamika politik dengan etika dan akhlakul karimah dengan mengamalkan akhlak para nabi. 

"Di antara etika politik yang penting dijaga saat ini adalah etika kesantunan dalam komunikasi dan bersosial media terkait isu-isu politik. Jadikan sosial media sebagai sarana berlomba menyebar berita-berita kebaikan (fastabiqul khairat), bukan sebagai sarana lomba menyebar keburukan dengan berita-berita hoaks dan ghibah politik," kata Ustadz Jeje di Jakarta, Selasa (19/12/2023). 

 Baca Juga: Beli LPG 3Kg Bersubsidi Tidak Lagi Bisa Sembarang Mulai Januari 2024, Masyarakat Harus Daftar Gunakan KTP dan KK

"Politik nubuwah yang penting juga dilakukan adalah amar makruf nahyi munkar dalam bentuk memperkuat kontrol sosial. Ini agar tercipta pemilu yang jujur, adil, dan damai, serta mencegah terjadi pelanggaran etika politik seperti kecurangan dan politik uang," sambungnya.

Ustadz Jeje mengajak seluruh komponan bangsa untuk menjadikan pemilu sebagai sarana mempersatukan umat dalam kepentingan bersama sebagai bangsa. Hajatan Pemilu nasional, kata dia, harus menjadi sarana menyatukan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. 

"Masyarakat tidak mungkin dan tidak boleh dipaksa untuk menyatukan pilihan kepada salah satu calon pemimpin. Tetapi masyarakat mesti disatukan persepsinya tentang tujuan dan cita-cita dari kehidupan berbangsa dan bernegara secara benar, sesuai dengan falsafah dan ideologi negara yang telah disepakati oleh para pendiri negeri ini," jelasnya. 

Baca Juga: Casemiro, Gelandang Manchester United Jadi Incaran Dua Klub Liga Pro Saudi

Ustadz Jeje memberikan kriteria para pemimpin yang ideal, baik untuk legislatif maupun eksekutif. Kriteria pemimpin nasional yang ideal mencakup dua aspek, yaitu aspek integritas dan aspek kapabilitas. "Aspek integritas meliputi sifat-sifat jujur (shidiq), terpercaya (amanah), cerdas (fathanah), dan terbuka atau transparan (tabligh)," jelasnya. Safari

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianterbit.com

Komentar