POLHUKAM.ID - Presiden Joko Widodo mewakili Indonesia dalam sebuah acara kenegaraan di Vatikan.
Alih-alih menunjukkan kehadiran yang diperhitungkan, Jokowi justru menjadi sorotan karena tampak diacuhkan oleh para pemimpin dunia yang hadir.
Dalam laporan yang dimuat Tempo, Jokowi terlihat berjalan seorang diri, clingak-clinguk di tengah keramaian tamu undangan lain yang sibuk saling berjabat tangan, bercakap-cakap, dan berinteraksi akrab.
Pemandangan itu mengundang perhatian luas, mengingat posisi Jokowi sebagai kepala negara dari negara berpenduduk keempat terbesar di dunia.
Ketidakmampuan Jokowi membaur di forum internasional tersebut memunculkan sejumlah analisis mengenai penyebab di balik sikap dingin yang ditunjukkan komunitas dunia terhadapnya.
👉 Video di Akhir Artikel
Beberapa faktor mencuat. Pertama, keterbatasan kemampuan bahasa Inggris Jokowi yang sudah lama menjadi sorotan.
Di berbagai forum internasional, Jokowi kerap menunjukkan ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif dalam bahasa pengantar dunia tersebut.
Minimnya keterampilan bahasa ini membuatnya kesulitan menjalin komunikasi informal, yang pada umumnya menjadi kunci dalam membangun jejaring diplomatik.
Kedua, lemahnya kemampuan diplomasi Jokowi turut disorot. Dalam berbagai pertemuan global sebelumnya, Jokowi dinilai lebih sering tampil pasif, tanpa menawarkan gagasan besar atau kontribusi signifikan terhadap isu-isu global.
Ketidakaktifan ini perlahan mendorong Indonesia ke posisi pinggiran dalam forum-forum internasional, meskipun secara geopolitik Indonesia memiliki potensi besar untuk berperan strategis.
Selain itu, faktor reputasi pribadi Jokowi di tingkat internasional tak bisa diabaikan.
Pada 2023 lalu, laporan dari Organised Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukkan nama Jokowi dalam daftar “Koruptor Paling Berpengaruh” di dunia, menempatkannya di posisi kedua.
Meski laporan tersebut sempat dibantah oleh pihak Istana, namun dalam dunia diplomasi, persepsi kerap lebih berpengaruh ketimbang klarifikasi.
Banyak pihak menduga, citra negatif tersebut ikut mempengaruhi cara para pemimpin dunia memperlakukan Jokowi.
Ketidakacuhan yang diterima Jokowi di Vatikan menjadi sinyal kuat tentang merosotnya posisi Indonesia dalam hubungan internasional di masa pemerintahannya.
Bukannya menjadi figur sentral yang disegani, Jokowi justru tampak terpinggirkan, mencerminkan lemahnya daya tawar Indonesia di kancah global saat ini.
Sampai berita ini diturunkan, pihak Istana belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
👇👇
[VIDEO]
Di Indonesia presiden planga-plongo, di vatikan bekas presiden ga dianggap pic.twitter.com/ONTbdYSAa8
— Bocah Tua Nakal 🇮🇩 (@04_zainal) April 26, 2025
Ditandain pun enggak sama mrk
— ę¦©ę¦¸ę¦‚ę¦ ę¦ť (@MurtadhaOne1) April 26, 2025
Kutandain sendiri pake panah biru (gambar kanan) pic.twitter.com/TV8LLhmJBY
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Seorang Muslim Ditikam 50 Kali di Masjid di Prancis
Situasi Memanas! Pasukan India dan Pakistan Baku Tembak di Perbatasan Kashmir
Di Korsel Dipenjara di Indonesia Dipuja, Publik Soroti Beda Perlakukan Nepotisme Jokowi vs Moon Jae-in
Komandan IDF Israel Tewas Dihujani Peluru Brigade Al Qassam Hamas