POLHUKAM.ID - Lebih dari 2.000 dokumen terkait investigasi pembunuhan Presiden AS John F Kennedy pada 22 November 1963 dirilis pada Rabu (19/03).
Seperti yang diprediksi banyak ahli, arsip-arsip yang dirilis di situs resmi Arsip Nasional dan Administrasi Catatan AS atas perintah Presiden Donald Trump ini tidak menjawab semua pertanyaan tentang pembunuhan JFK di Dallas.
Namun, kumpulan arsip tersebut setidaknya menyertakan dokumen utuh, bukan berisi kalimat-kalimat yang dihitamkan atau spasi kosong.
Investigasi pemerintah AS menyimpulkan bahwa Lee Harvey Oswald, mantan anggota Marinir AS yang pernah membelot ke Uni Soviet, bertindak sendiri ketika menembak iring-iringan mobil JFK dari sebuah gedung.
Ada pula dokumen yang mengungkap informasi mengenai operasi rahasia Badan Pusat Intelijen AS atau CIA di berbagai negara pada era Perang Dingin, termasuk Indonesia.
Berikut beberapa hal penting yang diketahui:
Kiprah Lee Harvey Oswald
Beberapa pakar mengatakan perilisan dokumen-dokumen ini merupakan langkah maju menuju transparansi.
Ratusan ribu dokumen itu sebelumnya tersedia untuk umum, tetapi sebagian telah disunting. Dokumen lainnya tidak dirilis, dengan alasan menjaga keamanan nasional.
Setelah versi yang lebih lengkap tersedia, menurut para pakar tidak ada hal yang menggemparkan dalam dokumen tersebut.
Meski demikian, Jefferson Morley, mantan reporter Washington Post dan editor blog JFK Facts, menyebut perilisan dokumen-dokumen ini adalah "berita paling menarik seputar catatan JFK sejak tahun 1990-an".
"Beberapa dokumen yang sangat penting telah diketahui publik," katanya.
Dokumen-dokumen tersebut semakin memperjelas pengawasan ketat Badan Intelijen Pusat (CIA) terhadap Oswald, kata Morley.
"Dia adalah subjek yang sangat menarik bagi CIA" jauh sebelum pembunuhan JFK, katanya.
Philip Shenon, yang menulis buku tentang pembunuhan JFK pada 2013, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dokumen yang dirilis sebelumnya memaparkan perjalanan Oswald ke Mexico City pada September 1963, beberapa bulan sebelum pembunuhan JFK.
CIA sedang mengawasinya saat itu, kata Shenon, seperti dikutip AP.
"Ada alasan untuk percaya bahwa dia berbicara secara terbuka tentang [niatnya] membunuh Kennedy di Mexico City dan orang-orang mendengarnya mengatakan itu."
Dalam memo April 1975 yang dirilis sebelumnya, CIA tidak blak-blakan tentang apa yang mereka ketahui selama Oswald berada di Mexico City, sebagaimana dilaporkan AP.
CIA merekam tiga percakapan telepon antara Oswald dengan seorang penjaga di Kedutaan Soviet, katanya, tetapi Oswald hanya menyebut identitas dirinya hanya dalam satu percakapan telepon.
Metode intelijen terungkap
Sejumlah dokumen mengungkap hubungan Kennedy dengan CIA sebelum kematiannya serta mengenai teknik pengumpulan intelijen.
Hal ini memberikan sekilas gambaran tentang operasi intelijen pada masa Perang Dingin.
Sebuah memo yang baru saja disunting mengungkap versi yang lebih lengkap dari catatan ajudan Kennedy, Arthur Schlesinger.
Catatan tersebut mengritik CIA dan perannya dalam membentuk kebijakan luar negeri.
Ini menunjukkan betapa CIA sangat berpengaruh di kedutaan besar AS, bahkan di negara-negara sekutu seperti Prancis.
Pada catatan itu, Schlesinger memperingatkan Kennedy tentang pengaruh CIA terhadap kebijakan luar negeri Amerika.
Meskipun tidak terkait langsung dengan pembunuhan JFK, memo tersebut merinci hubungan yang tidak harmonis antara sang presiden dan CIA.
CIA sejak lama menentang pengungkapan informasi operasional atau anggarannya, kata David Barrett, seorang profesor Universitas Villanova yang mendalami studi soal CIA dan kekuasaan presiden.
"Bagus sekali pemerintah merilis dokumen-dokumen ini meskipun mungkin masih ada beberapa penyuntingan," katanya.
Salah satu dokumen merinci penggunaan pemindaian fluoroskopik, yaitu penggunaan sinar-X untuk mengungkap bagian dalam suatu objek.
Teknik ini dikembangkan untuk mendeteksi mikrofon tersembunyi yang mungkin digunakan untuk menyadap kantor CIA.
Dalam dokumen lain, CIA memaparkan sistem untuk menandai dan mengidentifikasi kotak telepon umum yang disadap secara diam-diam.
Lembaga itu menggunakan cat yang hanya terlihat di bawah sinar ultraviolet.
Memo tersebut juga terkenal karena memuat nama James McCord, yang kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu orang yang membobol kompleks Watergate.
Pembobolan tersebut memicu terungkapnya skandal yang menggulingkan Presiden Richard Nixon.
Kantor CIA di Indonesia
Satu halaman dokumen pembunuhan JFK berisi daftar kantor rahasia atau "secret bases" CIA di sejumlah negara yang dirilis ke publik pada Rabu (19/03).
Dokumen berjudul "Field Distribution BD #5847" diunggah situs Arsip dan Administrasi Catatan Nasional AS (NARA).
Dokumen-dokumen ini juga mengungkap operasi rahasia CIA di berbagai negara pada era Perang Dingin, termasuk Indonesia.
Dokumen tersebut menuliskan, Divisi Timur Jauh CIA memiliki tiga kantor di tiga kota Indonesia, yakni Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Namun, halaman itu tak memberikan detail operasional CIA di kota-kota Indonesia tersebut.
Selain Indonesia, di Asia Tenggara, CIA juga memiliki pos di Kota Bangkok, Kuala Lumpur, Kuching, Manila, Yangon, Saigon, Singapura, dan Vientiane.
Bangkitnya teori-teori lama
Beberapa akun daring mengeklaim bahwa dokumen-dokumen terbaru mengungkap detail baru tentang dugaan rencana jahat terhadap Kennedy, meskipun beberapa hal telah dipublikasikan selama bertahun-tahun.
Detail yang dimaksud mencakup beberapa unggahan viral tentang Gary Underhillagen intelijen militer Perang Dunia Kedua.
Underhill mengeklaim bahwa komplotan agen CIA berada di balik pembunuhan JFK.
Teori ini dipublikasikan secara terbuka di sebuah majalah sayap kiri bernama Ramparts pada 1967. Kematian Underhill pada tahun 1964 ditetapkan sebagai bunuh diri, tetapi majalah tersebut meragukannya.
Foto-foto memo setebal tujuh halaman mengenai Underhill menjadi viral pada Selasa (18/03)tetapi sebagian besar bukanlah hal baru.
Kisahnya telah lama dibahas secara daring dan memo CIA yang menyebutkannya pertama kali dirilis pada tahun 2017.
Hanya beberapa kalimat di satu halaman memo tersebut yang tak lagi disensor.
Dan yang terpenting, teori ini didasarkan pada laporan tidak langsung dan tidak menyertakan bukti kuat yang diterbitkan setelah kematian Underhill.
Cerita itu hanyalah satu dari sejumlah teori tidak berdasar yang beredar setelah dokumen-dokumen itu dirilis.
Apakah dokumen-dokumen yang dirilis benar-benar bebas sensor?
Undang-undang 1992 mewajibkan semua dokumen yang terkait dengan pembunuhan JFK hanya bisa dirilis dalam waktu 25 tahun. Namun, undang-undang tersebut juga mencakup pengecualian keamanan nasional.
Dorongan untuk transparansi yang lebih besar membuat sebagian dokumen dirilis secara berkala. Presiden Trump merilisnya dalam masa jabatan pertama dan Presiden Biden pada 2023.
Menjelang rilis baru, Presiden Trump mengatakan bahwa ia meminta stafnya "untuk tidak menyunting apa pun" dari dokumen tersebut.
Namun, dokumen-dokumen itu tidak benar-benar bebas sensor sebab sejumlah arsip yang baru dirilis masih memuat penyuntingan.
Namun, para ahli sebagian besar sepakat bahwa rilis terbaru merupakan langkah maju untuk transparansi.
Jurnalis JFK Files, Jefferson Morley, mengatakan masih ada sejumlah dokumen di Arsip Nasional AS yang belum dirilis. Ada pula dokumen yang disimpan oleh CIA dan FBI yang belum diungkap.
Meskipun mungkin akan ada lebih banyak dokumen yang dirilis serta petunjuk mengenai pembunuhan Robert F Kennedy Sr dan Martin Luther King Jr, pertanyaan seputar pembunuhan JFK hampir pasti akan terus berlanjut.
"Setiap kali terjadi pembunuhan, akan ada perdebatan dan sampai taraf tertentu akan ada teori konspirasi," kata Barrett, sejarawan Villanova.
"Itu tidak akan berubah karena dokumen-dokumen ini atau dokumen lainnya."
Sumber: BBC
Artikel Terkait
Bus Jemaah Umrah Indonesia Terbalik dan Terbakar, Enam Tewas
Israel di Ambang Perang Sipil
Houthi Luncurkan Misil Balistik: 13 Warga Israel Terluka, Netanyahu Dievakuasi
Israel Luncurkan Operasi Darat di Gaza