CDC mengatakan, kasus cacar monyet telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Asia dan Australia. Oleh karena itu, wisatawan harus menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, termasuk mereka yang memiliki lesi kulit atau lesi genital.
"Risiko terhadap masyarakat umum rendah, tetapi Anda harus segera mencari perawatan medis jika Anda mengalami ruam kulit baru yang tidak dapat dijelaskan (lesi pada bagian tubuh mana pun), dengan atau tanpa demam dan kedinginan, dan hindari kontak dengan orang lain," ujar pernyataan CDC, dilansir Anadolu Agency, Rabu (8/6/2022).
CDC memiliki tiga level peringatan untuk penyakit epidemi Peringatan Level 3 untuk Hindari Perjalanan yang Tidak Penting, Peringatan Level 2 untuk Praktik Kewaspadaan yang Ditingkatkan dan Tontonan. Sedangkan Peringatan Level 1 yaitu Lakukan Tindakan Pencegahan Biasa.
Cacar monyet biasanya dimulai dengan gejala seperti flu, dan pembengkakan di kelenjar getah bening sebelum ruam mulai terbentuk di wajah dan tubuh. Gejala dapat muncul hingga 21 hari setelah terpapar.
Ratusan kasus cacar monyet telah terdeteksi di seluruh duni. Kasus ini pertama kali terdeteksi di Eropa dan AS bulan lalu. Virus cacar menjadi endemik di Afrika bagian barat dan tengah.
Amerika Serikat saat ini memiliki dua vaksin untuk melawan virus cacar. CDC telah mulai mendistribusikan vaksin tersebut ke negara bagian.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Fatima Hassouna, Fotografer Kesayangan Warga Gaza Syahid Dibom Israel
Serangan Udara AS Tewaskan 80 Orang di Yaman, 150 Orang Terluka
Rudal China Bisa Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS Hanya dalam 20 Menit
Ulama Pakistan Serukan Dunia Muslim untuk Berjihad Melawan Israel