POLHUKAM.ID - Ratusan pengunjuk rasa membakar rumah pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman di Dhaka.
Aksi bakar rumah dipicu usai putrinya yang juga mantan Perdana Menteri yang digulingkan Sheikh Hasina berbicara daring.
Hasina mengimbau para pekerja Liga Awami untuk memprotes pemerintahan sementara yang dipimpin Muhammad Yunus.
Sheikh Hasina pun mengecam keras setelah ratusan pengunjuk rasa membakar kediaman ayahnya Sheikh Mujibur Rahman di Dhaka.
Ia mengatakan bahwa "sebuah bangunan dapat dihapus, tetapi sejarah tidak dapat dihapus".
Hasina, yang telah tinggal di India sejak Agustus 2024 ketika ia melarikan diri dari Bangladesh, menyusul protes besar-besaran yang dipimpin mahasiswa yang menggulingkan rezim Liga Awami selama 16 tahun, menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato virtual yang diunggah di akun media sosial partai tersebut.
Perdana Menteri yang digulingkan mempertanyakan motif di balik serangan terhadap kediaman 32 Dhanmondi, sebuah situs bersejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Bangladesh.
"Mengapa takut pada rumah? Saya mencari keadilan dari rakyat Bangladesh. Apakah saya tidak melakukan apa pun untuk negara saya? Lalu mengapa saya bersikap tidak hormat? Satu-satunya kenangan yang saya dan saudara perempuan saya pegang teguh adalah saat mereka musnah. Sebuah bangunan dapat dihapus, tetapi sejarah tidak dapat dihapus," tegas Hasina, yang terdengar emosional dan seperti sedang menangis.
"Mereka juga harus ingat bahwa sejarah membalas dendam," ia memperingatkan.
Pada Rabu malam, massa dalam jumlah besar merusak dan membakar rumah pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, di Dhaka setelah Sheikh Hasina menyampaikan seruan daring kepada pekerja Liga Awami, untuk memprotes pemerintah sementara yang dipimpin Muhammad Yunus.
Rumah itu menjadi simbol ikonik dalam sejarah Bangladesh, karena Mujibur memimpin gerakan otonomi pra-kemerdekaan selama beberapa dekade dari kediamannya.
Selama rezim Sheikh Hasina, rumah itu diubah menjadi museum yang akan dikunjungi oleh kepala negara atau pejabat tinggi sesuai dengan protokol negara.
Dalam pidatonya, Hasina juga merenungkan upaya pembunuhan di masa lalu dan berkata, "Jika Allah telah menyelamatkan saya melalui semua serangan ini, pasti masih ada pekerjaan yang tersisa untuk saya. Kalau tidak, bagaimana saya bisa lolos dari kematian berkali-kali?"
Dalam tuduhan langsung, ia menyatakan bahwa gerakan baru-baru ini diatur untuk melenyapkan dirinya dan keluarganya.
"Rencana cermat Muhammad Yunus kali ini adalah untuk membunuh saya dan saudara perempuan saya," katanya, menunjuk pemenang Nobel itu sebagai pemain kunci dalam dugaan rencana tersebut.
Lebih lanjut mengkritik Yunus, pemimpin yang digulingkan itu mengatakan bahwa ia telah membantu Grameen Bank miliknya dan usaha-usahanya dengan pendanaan sebesar 400 crore taka Bangladesh.
"Namun, seluruh uang itu dicuci. Bangladesh menderita karena ambisi pribadi seorang pria," katanya.
Hasina mendesak para mahasiswa untuk tidak terlibat dalam protes yang sedang berlangsung, dengan menyatakan bahwa banyak yang telah disesatkan oleh kekuatan politik.
Mengakui kerentanan pikiran kaum muda, ia menyatakan, "Pada usia ini, mudah untuk dimanipulasi."
Mantan Perdana Menteri tersebut juga menekankan bahwa mahasiswa sejati tidak memiliki peran dalam kekerasan yang terjadi setelah gerakan kuota, dan sambil mengisyaratkan perubahan terkini di Universitas Dhaka, ia memperingatkan, "Jangan serahkan lembaga pendidikan Anda kepada teroris."
Dalam pidatonya, Sheikh Hasina menunjukkan serangkaian dugaan kegagalan pemerintahan sejak kepergiannya, termasuk gangguan dalam pendidikan.
Ia menekankan bahwa di bawah pemerintahannya, para mahasiswa menerima buku pelajaran tepat waktu, tetapi hal itu tidak lagi terjadi.
Selain itu, ia menyuarakan kekhawatiran atas pembatasan terhadap perempuan dalam bidang olahraga, yang menandakan kemunduran dalam upaya kesetaraan gender.
Hasina juga menyoroti kekerasan yang meletus terhadap personel polisi dan pendukung Liga Awami setelah kepergiannya, menggambarkannya sebagai serangan terhadap hukum dan ketertiban.
Ia memperingatkan bahwa insiden semacam itu mengganggu stabilitas negara dan merusak pemerintahan yang demokratis.
Pidato Sheikh Hasina disampaikan pada saat Liga Awami sedang mengincar kebangkitan politik.
Pesannya jelas, ia melihat dirinya sebagai penyintas berbagai upaya pembunuhan, meyakini adanya konspirasi yang sedang dimainkan terhadapnya, dan ingin rakyat Bangladesh mengakui dan menolak upaya untuk menghapus warisan Bangladesh yang berasal dari Perang Pembebasan 1971.
👇👇
[VIDEO]
Asset Rumah yg di miliki oleh Salah Satu Tokoh Terkurop Dunia versi OCCRP Sheikh Hasina mantan perdana menteri Bangladesh di bakar massa.. ❗❗️ 🔥🔥🔥 pic.twitter.com/V7c36Qw73i
— bantoro_ (@Boediantar4) February 9, 2025
Sumber: HukamaNews
Artikel Terkait
8 Negara Terkaya di Asia Tenggara versi IMF 2024, Indonesia Nomor Berapa?
Sandera Israel Puji Hamas, Maki-Maki Netanyahu: Anda Gagal Bebaskan Kami!
Gempa 7,5 Magnitudo Guncang Honduras dan Karibia, Picu Peringatan Tsunami
Netanyahu Sebut Rakyat Palestina Bisa Bangun Negara di Arab Saudi