POLHUKAM.ID - Hamas membebaskan tiga sandera Israel dalam pertukaran tahanan gelombang kelima, Sabtu (8/2/2025). Untuk pertama kali sejak pembebasan tersebut, Hamas memberi kesempatan ketiga sandera menyampaikan pesan.
Ketiga sandera, yakni Ohad Ben Ami, Eliyahu Sharabi, dan Or Levy, dibebaskan dalam seremoni di Deir El Balah, Gaza Tengah, kemudian diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Dalam pesannya, Ben Ami menyerukan kepada para keluarga sandera lain serta warga Israel untuk terus berdemonstrasi. Dia menyerukan kepada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menyepakati gencatan senjata tahap kedua dan seterusnya.
"Saya sampaikan kepada para keluarga sandera, keluar dan berdemonstrasilah serta, deesak pemerintah Israel untuk bergerak menuju (gencatan senjata) tahap kedua dan ketiga," kata pria 56 tahun tersebut, seperti dilaporkan Anadolu.
Dia menegaskan, satu-satunya cara untuk memulangkan semua sandera adalah dengan pertukaran tahanan. Hal itu tak akan terwujud jika tak ada gencatan senjata.
Ben Ami juga mendesak pemerintahan Netanyahu untuk mengakhiri perang dan mewujudkan perdamaian, di mana warga Israel dan Palestina bisa hidup berdampingan.
"Anda gagal pada 7 Oktober (serangan lintas batas Hamas). Anda gagal membebaskan kami melalui tekanan militer dan sekarang saya dibebaskan melalui kesepakatan," ujarnya.
Dia mengaku diperlakukan dengan baik oleh sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam selama penyanderaan, mendapat semua kebutuhan, bahkan obat-obatan.
“Berkat mereka, saya masih hidup hari ini. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Saya marah pada pemerintah Israel," tuturnya.
Sharabi (54), sandera Israel lain yang kehilangan saudaranya, Yossi, akibat serangan udara Israel di Gaza, juga mengecam Netanyahu.
“Saya sangat marah pada pemerintah Israel, pemerintahan yang gagal. Mereka gagal pada 7 Oktober dan gagal melindungi para sandera,” katanya.
Senada dengan Ben Ami, dia menyerukan agar kesepakatan gencatan senjata dilanjutkan guna mengakhiri perang yang mengerikan.
“Saya sangat gembira bisa kembali ke keluarga dan teman-teman hari ini. Saya berharap semua sandera yang masih berada di Gaza segera pulang ke rumah. Saya juga berterima kasih kepada Brigade Qassam karena telah menjaga saya tetap aman,” katanya.
Levy (34), satu-satunya sandera dari tiga yang masih berusia wajib militer, mengenakan seragam militer Israel selama upacara serah terima.
“Saya berterima kasih kepada Brigade Qassam karena telah merawat saya saat terluka. Mereka memberi saya makanan, air, dan obat-obatan. Mereka merawat saya, dan saya masih hidup berkat mereka,” kata Levy.
Dia menegaskan pendekatan militer yang dilakukan Israel tidak berguna untuk membebaskan para sandera.
“Saya dibebaskan melalui kesepakatan, bukan melalui tekanan militer. Saya berharap negosiasi terus berlanjut dan perang berakhir," tuturnya.
Sepanjang gencatan senjata tahap pertama yang dimulai 19 Januari, Hamas telah membebaskan 16 sandera Israel dan lima pekerja Thailand.
Sumber: inews
Artikel Terkait
Gempa 7,5 Magnitudo Guncang Honduras dan Karibia, Picu Peringatan Tsunami
Netanyahu Sebut Rakyat Palestina Bisa Bangun Negara di Arab Saudi
Trump Akui Ingin Bertemu Kim Jong Un
5 Alasan Wapres Filipina Dimakzulkan, Ancam Bunuh Presiden hingga Skandal Korupsi