polhukam.id - Amerika Serikat (AS) dan China pada Selasa meluncurkan kelompok kerja gabungan anti-narkotika untuk memerangi produksi dan perdagangan global obat-obatan sintetis terlarang, termasuk fentanil.
Langkah itu dilakukan menyusul pertemuan puncak tahun lalu di San Francisco, California, di mana Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping menyetujui kerja sama untuk melawan perdagangan obat-obatan terlarang dan berupaya mengurangi aliran bahan kimia prekursor dan mesin pembuat pil yang memicu krisis fentanil.
"Dengan berupaya menghentikan aliran fentanil, upaya ini diupayakan untuk menyelamatkan nyawa warga di AS dan di seluruh dunia, serta menghentikan korupsi dan kekerasan yang dilakukan oleh para penyelundup narkoba," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Pemkab Kudus Terima Alokasi Elpiji 3 Kg 30 Ribu Metrik Ton
Menurut pernyataan tersebut, kedua belah pihak menekankan perlunya koordinasi dalam upaya penegakan hukum, mengatasi penyalahgunaan bahan kimia prekursor, mesin pembuat pil dan peralatan terkait untuk memproduksi obat-obatan terlarang.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan untuk menargetkan pendanaan gelap jaringan organisasi kriminal transnasional dan untuk terlibat dalam berbagai forum multilateral.
Para delegasi juga mendiskusikan pentingnya berbagi informasi secara teratur untuk memastikan pemahaman bersama mengenai dinamakan ancaman yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetis.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaranetwork.com
Artikel Terkait
AS Kritik Bea Cukai RI, Sistem Dinilai Tidak Transparan dan Rawan Korupsi
Tentara Israel Serang Jemaat Kristen Palestina di Yerusalem Saat Sabtu Suci
Fatima Hassouna, Fotografer Kesayangan Warga Gaza Syahid Dibom Israel
Serangan Udara AS Tewaskan 80 Orang di Yaman, 150 Orang Terluka