Benarkah Hubungan Biden – Netanyahu Retak? Sekedar Sandiwara Politik atau Apakah Untuk Menghadapi Pilpres AS?

- Jumat, 22 Desember 2023 | 21:00 WIB
Benarkah Hubungan Biden – Netanyahu Retak? Sekedar Sandiwara Politik atau Apakah Untuk Menghadapi Pilpres AS?

BICARA BERITA -- Sejak berbulan-bulan lalu mengatakan bahwa dukungan ke Israel tak tergoyahkan, kini tersiar kabar bahwa hubungan Biden – Netanyahu retak.

Kabar bahwa hubungan Biden – Netanyahu yang mulai bermasalah ini memang agak sulit dimengerti mengingat dukungan maksimal AS kepada sekutu Timur Tengahnya itu hingga menggunakan hak veto.

Namun, pada sebuah acara amal penggalangan dana 12 Desember lalu, Presiden AS memperingatkan Israel bahwa mereka bisa kehilangan dukungan internasional. Para analis hubungan internasional memperkirakan bahwa adanya tanda-tanda hubungan Biden – Netanyahu telah berubah.

Presiden AS itu telah menghadapi pengawasan ketat atas dukungannya kepada Israel dalam perang di Gaza.

Baca Juga: Vivo X100 Series: Sinyal Kehadiran HP Canggih ke Indonesia

Serangan membabi buta tentara IDF telah menewaskan lebih dari 20 ribu penduduk sipil Palestina. Dan Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang menentang penghentian perang.

Namun, pernyataan Presiden AS pada 12 Desember itu tidak menandakan ada perubahan kebijakan. Sebaliknya, pemerintahannya telah menegaskan kembali bahwa mereka menarik diri atau membatasi tindakan Israel.

“Tidak masalah apakah Biden dan Netanyahu saling menyukai atau tidak, karena pada akhirnya, uang Amerika masih di transfer untuk mendanai tentara Israel. Senjata-senjata masih dikirim dengan atau tanpa persetujuan Konggres,” kata Laura Albast, organisator warga Amerika keturunan Palestina di Washington DC, sebagaimana dilansir AL Jazeera.

“Biden tidak akan menyerukan gencatan senjata,” lanjut Albast.

Sandiwara Politik

Jajak pendapat di Universitas Monmouth minggu ini menunjukkan peringkat dukungan terhadap Biden berada titik terendah.

Biden hanya mendapatkan 34 dukungan, dan pada pemilih generasi Milenial dan Gen Z, angka tersebut turun menjadi 23 persen.

“Mereka berpikir bahwa rata-rata pemilih di Amerika Serikat bukanlah pemikir kritis, jadi mereka membuat sandiwara ini,” kata Albast.

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia Jadi Markas IDF, MER-C Bergerak Cepat

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com

Komentar

Terpopuler