Menghadapi Ancaman Badai Matahari: Prediksi Terjadinya Badai Matahari pada Akhir 2023

ASPIRASIKU - Badai matahari yang sebelumnya diprediksi akan terjadi pada tahun 2025, kini diperkirakan akan datang lebih awal, yakni pada akhir tahun 2023.

Hal ini didukung oleh aktivitas matahari baru-baru ini, di mana terjadi pelepasan flare matahari yang kuat menuju Bumi.

Flare matahari dapat menyebabkan radiasi dan letusan massa korona (CME), yang dapat memicu badai geomagnetik.

Baca Juga: Fenomena El Nino Membawa Dampak di Indonesia: Kurangnya Hujan dan Ancaman Kebakaran Hutan

Badai matahari ini berpotensi mengganggu jaringan listrik dan infrastruktur lainnya.

Menurut NASA, puncak aktivitas matahari diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025, namun Badan Oseanografi dan Atmosfer Nasional (NOAA) memprediksi akan terjadi antara Januari dan Oktober 2024.

Badai matahari dapat memiliki dampak serius pada teknologi dan infrastruktur, termasuk gangguan pada sistem komunikasi, navigasi satelit, dan jaringan listrik.

Baca Juga: BLT El Nino 2023 Kapan Cair? Berikut Informasi dan Langkah Penerimaannya

Astronot dan satelit di luar angkasa juga dapat terpapar radiasi tinggi selama badai matahari. 

Badai matahari telah menjadi perhatian utama bagi para ilmuwan dan ahli kebencanaan selama beberapa tahun terakhir.

Dalam upaya untuk memahami dan mengantisipasi dampaknya, Badan Oseanografi dan Atmosfer Nasional (NOAA) telah mengeluarkan prediksi bahwa pada akhir tahun 2023, kita mungkin menghadapi badai matahari yang signifikan.

Baca Juga: Kekeringan Dampak El Nino, BRI Peduli Salurkan Air Bersih ke Warga Jawa Timur

Selain itu, badai matahari juga dapat memberikan efek negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Radiasi tinggi yang dipancarkan oleh badai matahari dapat berdampak pada astronot di luar angkasa dan mempengaruhi kinerja satelit.