Frekuensi News - Perang Israel dan Hamas terus bergejolak dan seolah tak ada tanda-tanda akan berakhir.
Bahkan, Israel terus memperluas agresi militernya ke beberapa wilayah pendudukan.
Hal itu pun membuat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berupaya mendesak Israel mengurangi eskalasi mereka di Gaza, Palestina.
Baca Juga: Sudah Dibekali NFC dan Kamera Super Jernih, Spesifikasi Realme 10 Pro 5G Ternyata Kualitasnya Bagus!
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan komentar yang menyatakan bahwa negosiasi baru sedang dilakukan untuk memulihkan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Sabtu,16 Desember 2023, Netanyahu menyebut konflik tersebut sebagai “perang eksistensial” yang harus dilakukan sampai kemenangan, meskipun ada tekanan dan biaya, dan mengatakan Gaza akan didemiliterisasi dan berada di bawah kendali keamanan Israel.
Netanyahu mengatakan serangan Israel di Gaza telah membantu mencapai kesepakatan pembebasan sebagian sandera pada November lalu dan berjanji untuk mempertahankan tekanan militer yang kuat terhadap Hamas.
Baca Juga: Dukung Gerakan Palestina Hadapi Israel, Menteri Penerangan Yaman : Kami Siap Hadapi Tindakan Militer !
“Instruksi yang saya berikan kepada tim perunding didasarkan pada tekanan ini, yang tanpanya kita tidak punya apa-apa,” katanya yang dikutip dari Aljazeera.
Komentar Netanyahu muncul setelah pimpinan Mossad, badan intelijen Israel, bertemu dengan perdana menteri Qatar, negara yang menjadi penengah antara Israel dan Hamas, dan upayanya menghasilkan gencatan senjata tujuh hari dan pertukaran sandera pada bulan lalu.
Pada hari Sabtu sebelumnya, Qatar mengonfirmasi bahwa pembicaraan sedang dilakukan untuk kemungkinan gencatan senjata baru.
Baca Juga: Hasil Akhir Seleksi PPPK 2023 Sudah Diumumkan, Ini Arti dari Masing-masing Kode Kelulusan
Netanyahu menghindari pertanyaan tentang pertemuan yang dilaporkan diadakan di Eropa, namun menegaskan bahwa dia telah memberikan instruksi kepada tim perunding.
“Kami mendapat kritik serius terhadap Qatar…tapi saat ini kami sedang berusaha menyelesaikan pemulihan sandera kami,” katanya menambahkan.
Sebuah pernyataan Hamas kemudian mengatakan bahwa kelompok tersebut “menegaskan posisinya untuk tidak membuka negosiasi apapun untuk pertukaran tahanan kecuali agresi terhadap rakyat kami berhenti untuk selamanya”.
Baca Juga: Punya Layar IPS yang lebar dan Mendukung Refresh Rate 90 Hz, OPPO Find N3 Ternyata Spesifikasinya Kayak Gini!
“Gerakan ini mengkomunikasikan posisi ini kepada semua mediator,” tambahnya.
Pada Jumat, pasukan Israel mengakui secara keliru membunuh tiga sandera Hamas, semuanya berusia 20-an, di daerah Shijaiyah di Kota Gaza, di mana pasukan tersebut terlibat dalam pertempuran sengit dengan Hamas.
Israel terus menggempur Gaza, menewaskan hampir 19.000 warga Palestina sejak 7 Oktober. Ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Buka Rekrutmen CASN 2024, Ini Bocoran Kuota Kata BKN
Israel mengatakan sedikitnya 1.147 orang tewas dalam serangan Hamas di wilayahnya dua bulan lalu.
Perang yang berlangsung selama 10 minggu telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza utara dan membuat 85 persen dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut terpaksa mengungsi dari rumah mereka.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: frekuensinews.com
Artikel Terkait
Pesawat Penumpang Tabrakan dengan Helikopter, Jatuh di Sungai Potomac Washington
Pembakar AL-QUR'AN, Salwan Momika Tewas Ditembak
Rumah Mewah Bekas Adele Tak Laku Gara-gara Rumor Angker
Selena Gomez Menangis Ditengah Isu Deportasi Massal Warga Meksiko