polhukam.id - Pada tahun 2023, dunia dihebohkan oleh gerakan boikot terhadap produk-produk asing yang mendukung Israel.
Gerakan ini dipicu oleh serangan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Salah satu produk yang menjadi sasaran boikot adalah produk dari PUMA.
PUMA adalah perusahaan multinasional yang memproduksi alas kaki, pakaian, dan aksesori atletik dan kasual.
Melansir dari laman resmi PUMA, Perusahaan ini didirikan oleh Rudolf Dassler pada tahun 1948, setelah ia berselisih dengan saudaranya, Adolf Dassler, yang mendirikan Adidas.
PUMA telah menjadi salah satu brand sepatu olahraga ternama di dunia.
Perusahaan ini telah mensponsori berbagai atlet dan tim olahraga, termasuk tim nasional sepak bola Israel.
Dukungan PUMA terhadap tim nasional sepak bola Israel menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan ini menjadi sasaran boikot.
Gerakan boikot ini dipelopori oleh berbagai organisasi dan individu yang menilai bahwa Israel telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina.
Pemboikotan terhadap produk-produk PUMA telah berdampak signifikan terhadap penjualan perusahaan ini.
Pada tahun 2023, penjualan PUMA di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara turun hingga 40%.
Pemboikotan ini juga berdampak pada citra PUMA sebagai brand global.
Perusahaan ini kehilangan kepercayaan dari konsumen di berbagai negara, termasuk negara-negara yang tidak terlibat langsung dalam konflik Palestina-Israel.
Pemboikotan terhadap produk-produk PUMA menunjukkan bahwa masyarakat dunia semakin peduli terhadap isu-isu kemanusiaan, termasuk konflik Palestina-Israel.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: nusahits.com
Artikel Terkait
Rumah Mewah Bekas Adele Tak Laku Gara-gara Rumor Angker
Selena Gomez Menangis Ditengah Isu Deportasi Massal Warga Meksiko
Miris! Kerumunan Festifal Religi di India, Desak-desakan Berujung 15 Orang Kehilangan Nyawa
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!