Geser Afganistan, Myanmar Rebut Posisi Teratas sebagai Produsen Opium Terbesar Dunia Tahun 2023, Alasannya Bikin Terenyuh

- Sabtu, 16 Desember 2023 | 13:00 WIB
Geser Afganistan, Myanmar Rebut Posisi Teratas sebagai Produsen Opium Terbesar Dunia Tahun 2023, Alasannya Bikin Terenyuh

polhukam.id - Peta produsen opium dunia kini bergeser, di mana Myanmar sebuah negara di Asia Tenggara muncul sebagai produsen opium terbesar di dunia pada tahun 2023, torehan tersebut mengalahkan Afghanistan.

Hal tersebut menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Diketahui Negara itu telah lama diakui sebagai bagian dari Segitiga Emas – rute perdagangan narkotika utama yang melibatkan Myanmar, Thailand, dan Laos.

Negara itu terkenal karena budidaya bunga poppy yang menjadi sumber utama ekstraksi opium, bahan utama pembuatan heroin.

Baca Juga: Konferensi Internasional Generasi Emas ASEAN Membawa Semangat Menuju Indonesia Emas 2045

Berikut ada lima alasan mengapa negara yang dilanda konflik ini berhasil meraih posisi teratas sebagai produsen opium terbesar di dunia, seperti yang dilansir Penabicara dari BBCnewsindonesia, Sabtu, 17 Desember 2023:

1. Perang Sipil yang Eskalatif

Sejak memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada tahun 1948, pemerintah pusat Myanmar terus terlibat konflik dengan kelompok etnis minoritas yang tinggal di daerah perbukitan di perbatasan negara tersebut.

Situasi memburuk pada tahun 2021 akibat kudeta militer, yang berujung pada serangan militer terus-menerus terhadap warga sipil yang menggelar demonstrasi pro-demokrasi.

Aktivis oposisi bergabung dengan kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan Myanmar dengan Thailand, China, dan India, membentuk koalisi di bawah Payung Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).

Baca Juga: Hacker Korut Dilaporkan Berhasil Menggasak Sejumlah Data dan Uang dari Perusahaan Besar Korea Selatan

Sementara itu, sayap bersenjata dari kelompok etnis lainnya, seperti Karen, Kachin, Karenni, dan Chin, memilih bergabung dengan Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG), pemerintahan alternatif yang terbentuk setelah kudeta militer pada tahun 2021.

Tiga tahun setelah kudeta, kedua PDF tersebut telah menjadi pasukan bersenjata yang kuat, menyebabkan konsentrasi militer terpecah.

Pengawasan militer juga berkurang di berbagai daerah, termasuk Negara Bagian Shan, yang selama ini dikenal sebagai produsen opium terbesar di dunia.

2. Larangan Opium di Afghanistan

Sejak Taliban melarang penanaman bunga poppy pada April 2022, produksi opium di Afghanistan merosot drastis. Survei Opium Afghanistan tahun 2023 menunjukkan penurunan produksi opium sebesar 95%, dari 6.200 ton pada tahun 2022 menjadi 333 ton pada tahun 2023.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: penabicara.com

Komentar