POLHUKAM.ID - Kolombia menuntut agar duta besar Israel meninggalkan negara Amerika Selatan itu di tengah memburuknya ketegangan dengan Tel Aviv.
Dilansir dari Palestinechronicle, Selasa (17/10), Menteri Luar Negeri Kolombia Alvaro Leyva mengatakan bahwa utusan tersebut, Gali Dagan, “setidaknya harus meminta maaf dan pergi” setelah mengkritik perbandingan Petro terhadap serangan Israel di Gaza dengan penganiayaan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.
Presiden Kolombia Gustavo Petro pada hari Minggu mengancam untuk menangguhkan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv, menyusul keputusan Israel untuk menghentikan penjualan peralatan militer ke negaranya karena sikapnya terhadap serangan militer Israel di Gaza.
“Jika kami harus menangguhkan hubungan luar negeri dengan Israel, kami akan menangguhkannya. Kami tidak mendukung genosida. Presiden Kolombia tidak akan dihina,” kata Petro di X.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat mengutuk pernyataan Pedro, dan mengecam pernyataan tersebut sebagai “mendukung kekejaman Hamas” dan mengumumkan bahwa ia telah memanggil duta besar Kolombia untuk Israel “atas instruksi Menteri Luar Negeri Eli Cohen”.
Menyusul peluncuran operasi ‘Banjir Al-Aqsa’ pada tanggal 7 Oktober, Pedro menolak untuk mengutuk serangan yang dilakukan oleh Gerakan Perlawanan Islam Hamas, dengan membandingkan situasi di Gaza dan kamp konsentrasi Auschwitz selama Perang Dunia II.
Pada hari Minggu, Pedro juga menyatakan bahwa Kolombia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan mendesak PBB untuk mengadakan sesi khusus Majelis Umum.
Sumber: monitor
Artikel Terkait
5 Alasan Wapres Filipina Dimakzulkan, Ancam Bunuh Presiden hingga Skandal Korupsi
Israel Bersiap Hadapi Kemungkinan Tsunami di Tengah Gempa Bumi yang Terjadi di Yunani
Pernyataan Baru Donald Trump: Gaza Akan Diserahkan ke AS oleh Israel!
Arab Saudi Gelar Nikah Massal, 300 Pengantin Dapat Hadiah Mobil dan Rumah