Dilansir dari BBC, Boeing 737-800 itu jatuh ketika terbang antara Kota Kunming dan Guangzhou, China selatan. Semua 132 penumpang dan awak di dalam pesawat dinyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut.
Namun, penyelidik sejauh ini tak menemukan kesalahan mekanis maupun teknis pada pesawat itu, menurut laporan media AS yang mengutip penilaian awal oleh otoritas AS.
"Pesawat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang di kokpit," bunyi laporan Wall Street Journal yang pertama kali memberitakannya dengan mengutip seseorang yang mengetahui penilaian awal otoritas AS tentang penyebab kecelakaan itu.
Berdasarkan data salah satu blackbox pesawat yang ditemukan di lokasi kecelakaan, input ke kontrol mendorong pesawat menukik hampir vertikal. ABC News yang juga mengutip pejabat AS ikut melaporkan bawah kecelakaan ini diyakini disebabkan oleh tindakan yang disengaja.
Tim penyelidik masih memeriksa apakah ini karena tindakan yang disengaja di dek penerbangan karena tak ditemukan bukti kerusakan teknis, menurut Reuters yang mengutip 2 orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.
Sebelumnya, China Eastern Airlines mengatakan 3 pilot di pesawat itu memenuhi syarat dan dalam kondisi sehat. Menurut maskapai tersebut kepada Wall Street Journal secara terpisah, tak ada indikasi bahwa salah satu pilot terbelit masalah keuangan.
Spekulasi pesawat itu sengaja dijatuhkan telah beredar sebelumnya. Namun, bulan lalu, Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) menyatakan klaim itu sangat menyesatkan publik dan mengganggu proses investigasi kecelakaan.
Penyelidikan masih dalam proses menganalisis data penerbangan dan puing-puing kecelakaan tersebut, menurut media pemerintah China Global Times pada Rabu (18/5). CAAC pun akan terus melakukan penyelidikan kecelakaan secara ilmiah, ketat, dan rutin.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), dan pabrik pesawat Boeing menolak mengomentari laporan Wall Street Journal, sesuai pedoman yang ditetapkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB.
"Berdasarkan aturan tentang investigasi kecelakaan, hanya lembaga investigasi yang boleh memberikan pernyataan terbuka soal investigasi kecelakaan udara," dalih juru bicara Boeing.
Perusahaan itu sebelumnya mengaku sedang membantu penyelidikan di China dan berkomunikasi dengan NTSB.
Maskapai penerbangan China umumnya punya catatan keselamatan yang baik. Kecelakaan besar terakhir terjadi 12 tahun silam.
Sementara itu, pesawat China Eastern Airlines yang jatuh pada Maret berusia kurang dari 7 tahun.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Pesawat Penumpang Tabrakan dengan Helikopter, Jatuh di Sungai Potomac Washington
Pembakar AL-QUR'AN, Salwan Momika Tewas Ditembak
Rumah Mewah Bekas Adele Tak Laku Gara-gara Rumor Angker
Selena Gomez Menangis Ditengah Isu Deportasi Massal Warga Meksiko