Tetapi sebuah laporan baru oleh pusat PDB Universitas Boston menunjukkan kredit China ke Afrika mungkin mengering atau setidaknya melambat, lapor Africa News.
Pada tahun 2020, Beijing menandatangani 11 komitmen pinjaman baru senilai $1,9 miliar dengan pemerintah Afrika, turun 77 persen dari volume 2019, ketika pemberi pinjaman China menandatangani 32 perjanjian pinjaman senilai $8,2 miliar.
Perjanjian pinjaman 2020 ditandatangani dengan Uganda, Ghana, DRC, Mozambik, Burkina Faso, Madagaskar, Rwanda, Lesotho, dan Afreximbank, sebuah organisasi regional.
Pandemi Covid-19 tampaknya telah memengaruhi keinginan China untuk meminjamkan, tetapi juga selera Afrika akan utang.
Ada juga kekhawatiran Beijing mungkin akan memotong ruang lingkup Inisiatif Sabuk dan Jalan.
Database pusat memperkirakan bahwa pemodal China mengucurkan $ 160 miliar pinjaman kepada peminjam Afrika antara tahun 2000 dan 2020 sebagian besar untuk membiayai infrastruktur.
Penyaluran kredit mencapai puncaknya pada tahun 2016 sebelum menurun pada tahun-tahun berikutnya.
Pada pertemuan tingkat menteri FOCAC di Senegal November lalu, China mengatakan terbuka untuk menjajaki cara-cara pembiayaan alternatif seperti Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) dan perluasan Penanaman Modal Asing (FDI).
FDI China memang naik di tahun 2020.
Tetapi bagi negara-negara Afrika yang haus akan infrastruktur, tidak ada alternatif selain pinjaman lunak dan murah yang disediakan oleh Beijing.
Oyintarelado Moses dari pusat PDB Universitas Boston bergabung dengan pertunjukan dengan analisis tentang bagaimana pinjaman China berubah.
Afrika Barat berperang melawan kapal pukat asing tanpa izin
Kapal pukat yang tidak diatur memanfaatkan perairan pantai Afrika Barat yang tidak dijaga dengan baik untuk menangkap ikan dan mencemari.
Praktik ini merugikan negara lebih dari $2 miliar per tahun.
Negara-negara bagian sekarang mencoba belajar dari Maroko, yang berhasil membersihkan perairannya dari kapal-kapal penangkap ikan yang tidak diatur.
Nilai transaksi uang seluler Afrika naik 39% menjadi $701 miliar pada tahun 2021 dari $495 miliar pada tahun 2020.
Menurut laporan industri GSMA tentang Uang Seluler, Afrika sekarang menyumbang 70% dari nilai uang seluler senilai $1 triliun di dunia.
Tetapi memperingatkan bahwa rezim pajak baru pada layanan di negara-negara seperti Uganda, Kamerun, dan Pantai Gading dapat merusak profitabilitas dan kemampuan untuk memperdalam inklusi keuangan.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Pesawat Penumpang Tabrakan dengan Helikopter, Jatuh di Sungai Potomac Washington
Pembakar AL-QUR'AN, Salwan Momika Tewas Ditembak
Rumah Mewah Bekas Adele Tak Laku Gara-gara Rumor Angker
Selena Gomez Menangis Ditengah Isu Deportasi Massal Warga Meksiko