"Langkah Jokowi ke Ukraina dan Rusia juga diharapkan mengembalikan dunia pada multilateralisme agar dunia tidak lagi masuk ke dalam zona pertarungan ego antarelite dunia," katanya.
Oleh karena itu, kata Khoirul Umam, perjalanan Jokowi menemui Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin merupakan hal yang pantas mendapat apresiasi. Terlebih kunjungan dilakukan pada tahun agenda besar Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk menggelar KTT G20.
Indonesia dianggap punya pertaruhan reputasi yang sangat besar karena berbeda dengan situasi KTT G20 sebelumnya. Hal itu diperberat dengan walk-out-nya sejumlah menteri keuangan pada pertemuan G20 di Amerika Serikat.
"Beban Indonesia amat berat, khususnya pascaperang Rusia-Ukraina. Menjadikan sikap clear di barisan negara Barat terkait agresi Rusia," tambahnya.
Presiden Jokowi adalah satu-satunya pemimpin di Asia yang melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia yang tengah berperang. Tentunya menjadi sesuatu hal yang patut diapresiasi.
Dalam situasi yang kurang menguntungkan bagi dunia saat ini, Indonesia menjadi Presidensi G20 dengan agenda KTT G20 pada November 2022 mendatang, memerlukan upaya-upaya keras untuk mensukseskan hajatan tersebut. Diharapkan situasi krisis antara Ukraina dan Rusia bisa terjembatani oleh kunjungan Jokowi ke dua negara tersebut.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Pesawat Penumpang Tabrakan dengan Helikopter, Jatuh di Sungai Potomac Washington
Pembakar AL-QUR'AN, Salwan Momika Tewas Ditembak
Rumah Mewah Bekas Adele Tak Laku Gara-gara Rumor Angker
Selena Gomez Menangis Ditengah Isu Deportasi Massal Warga Meksiko