Hal itu dikatakan Kepala Direktorat Siber Nasional Israel (INCD) Gaby Portnoy pada hari Selasa (28/6/2022).
"Kami melihat mereka, kami tahu bagaimana mereka bekerja dan kami ada di sana," ucap dia saat berbicara di Cyber Week Universitas Tel Aviv.
Portnoy membuat komentarnya sehari setelah industri baja Iran mengalami salah satu serangan siber terbesar dalam sejarah dan mengakibatkannya berhenti beroperasi.
Serangan itu hanya beberapa hari setelah serangan siber Iran pada sistem peringatan dini sirene Israel di Yerusalem dan Eilat.
Kepala INCD mengatakan, Israel sedang membangun kubah besi siber yang akan meningkatkan keamanan dunia maya dengan menggunakan mekanisme baru.
“Parameter siber ini akan mengurangi serangan siber, menyediakan data besar baru dan pendekatan keseluruhan AI untuk menyinkronkan deteksi real-time nasional," kata Portnoy.
Dia mengeklaim bahwa bergerak lebih cepat dari ketahanan ke pertahanan proaktif, mencoba mengejar penyerang dunia maya di tempat perlindungan digital mereka.
Lebih lanjut, dia mengatakan Israel membutuhkan protokol keamanan siber untuk infrastruktur agar dapat digunakan juga untuk masyarakat luas.
Termasuk di antaranya memperluas alat dan keterampilan ke seluruh sektor swasta dan rantai pasokan bawah.
Bahkan bisnis yang lebih kecil dikatakan membutuhkan bantuan untuk memahami intelijen ancaman siber
“Peningkatan kapasitas pertahanan mereka dapat berkontribusi pada pertahanan siber nasional,” dia mengimbuh.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Fatima Hassouna, Fotografer Kesayangan Warga Gaza Syahid Dibom Israel
Serangan Udara AS Tewaskan 80 Orang di Yaman, 150 Orang Terluka
Rudal China Bisa Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS Hanya dalam 20 Menit
Ulama Pakistan Serukan Dunia Muslim untuk Berjihad Melawan Israel