"Rusia tidak menghalangi ekspor makanan Ukraina. Kami sangat memahami pentingnya melanjutkan pasokan pangan ke negara-negara yang membutuhkan. Faktanya, keberangkatan kapal dagang dari pelabuhan Laut Hitam justru terhambat oleh tindakan otoritas Kiev," kata Antonov, dalam artikel yang diterbitkan majalah The National Interest, seperti dilansir Kantor Berita Rusia TASS, Jumat (17/6/2022).
Antonov menyayangkan keputusan pihak berwenang Kiev, yang memasang sekitar 420 ranjau di pelabuhan tersebut.
"Konstruksinya sudah ketinggalan zaman. Jangkar mereka sering jatuh. Bahayanya besar," ucap Antonov.
Dia menjelaskan, sejauh ini, Rusia telah berupaya memulihkan navigasi maritim.
"Negara kami telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung pelayaran sipil. Pelabuhan Mariupol telah dibersihkan, dan telah kembali beroperasi," kata Antonov.
“Sejak Maret, Angkatan Laut Rusia telah mengatur koridor kemanusiaan harian dari perairan teritorial Ukraina ke Selat Bosporus. Koordinat rinci telah dipublikasikan," imbuhnya.
Diplomat Rusia itu juga mengucapkan terima kasih kepada Turki, yang telah membantu memberikan jaminan keamanan navigasi maritim.
"Kami berterima kasih kepada mitra Turki, atas perhatian mereka dalam membantu memulihkan pengiriman bahan pangan melalui Laut Hitam. Juga atas kesiapan Ankara dalam mencari solusi," tutur Antonov.
Menurutnya, keberhasilan memulihkan rantai pasokan pangan ini hanya dapat dicapai, jika pihak berwenang Ukraina setuju bekerja sama secara konstruktif.
"Ukraina harus memulainya, dengan menghapus ranjau yang mereka pasang," tambah Antonov.
Dia bilang, Pelabuhan Odessa bukan satu-satunya akses yang dapat melayani pengangkutan kargo dari Ukraina.
"Selain Odessa, kami melihat beberapa cara lagi untuk mengatur pengiriman produk Ukraina ke luar negeri. Misalnya, dengan menggunakan infrastruktur di Laut Azov. Kami siap memfasilitasi kelancaran ekspor gabah dari pelabuhan-pelabuhan yang kami kuasai," beber Antonov.
Selain itu, juga ada peluang menggunakan koridor transportasi melalui Polandia, Rumania, dan Belarus.
"Satu-satunya hal yang terakhir, dan sejauh ini paling mudah dalam hal implementasi praktis, adalah pencabutan sanksi pada pupuk Belarusia," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Moskow menjamin, kapal yang mengangkut gandum Ukraina dapat berjalan tanpa halangan, jika Kiev membersihkan ranjau dari pelabuhannya. Serta dapat menjamin ekspor melalui pelabuhan yang dikendalikan oleh Rusia, seperti Berdyansk dan Mariupol.
"Ukraina juga dapat mengekspor biji-bijian melalui jalan darat, dengan Belarus sebagai rute paling logis. Namun untuk melakukannya, negara Barat harus mencabut sanksi terhadap Belarus," terang Putin.
Presiden Rusia kembali menegaskan, alarm masalah pangan di pasar global, sudah berbunyi sejak awal Februari 2020.
Dia pun membantah kabar yang menyebut Rusia melakukan gertak sambal, dengan memblokir ekspor gandum di pelabuhan Ukraina.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Ketegangan Meningkat Selama Ramadan, Pasukan Israel Rampas Toa Masjid Al-Aqsa
Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand Dipecat Usai Terseret Kasus Judol
Tak Terima Jokowi Dikaitkan Mantan Presiden Filipina Yang Ditangkap, Dede Budhyarto: Gerombolan Keok Yang Auranya Selalu Negatif!
Tegas! Terlibat Judi Ilegal, Wakil Kepala Kepolisian Thailand Dipecat