Pada pertemuan darurat politbiro, Minggu (15/5), Kim mengkritik etos kerja yang "tidak bertanggung jawab" dan kemampuan mengorganisasi dan melaksanakan pelaksanaan dan sektor kesehatan masyarakat, menurut laporan kantor berita negara KCNA.
Pemerintah telah memerintahkan pendistribusian cadangan obat-obatan nasional, tetapi Kim mengatakan obat-obatan yang dibeli oleh negara tidak menjangkau orang-orang secara tepat waktu dan akurat melalui apotek.
Kim memerintahkan agar "pasukan kuat" dari korps medis tentara dikerahkan untuk "segera penawaran obat-obatan di Kota Pyongyang."
KCNA juga melaporkan bahwa Kim mengunjungi apotek yang terletak di dekat Sungai Taedong di Pyongyang untuk mencari tahu tentang pasokan dan penjualan obat-obatan.
Kim mengatakan apotek-apotek tidak dilengkapi dengan baik untuk menjalankan fungsi dengan lancar, tidak ada tempat penyimpanan obat yang memadai selain etalase, dan tenaga penjual tidak dilengkapi dengan pakaian sanitasi yang layak.
Korut mengakui untuk pertama kali pekan lalu bahwa mereka sedang memerangi wabah COVID-19 yang "meledak". Para negara, virus corona dapat menghancurkan, yang persediaan medisnya terbatas dan tidak ada program vaksinasi.
Korut sebelumnya mengatakan bahwa "sebagian besar" kematian sejauh ini disebabkan oleh orang-orang yang "ceroboh dalam meminum obat karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit varian virus Omicron dan metode pengobatannya yang benar."
Negara itu melaporkan beberapa kasus dengan gejala demam bertambah 392.920 orang dan delapan kematian baru, kata KCNA. KCNA tidak melaporkan berapa banyak dari kasus bergejala itu yang telah dites COVID-19 dan hasilnya positif.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Rumah Mewah Bekas Adele Tak Laku Gara-gara Rumor Angker
Selena Gomez Menangis Ditengah Isu Deportasi Massal Warga Meksiko
Miris! Kerumunan Festifal Religi di India, Desak-desakan Berujung 15 Orang Kehilangan Nyawa
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!