"Komunikasi itu penting, di masa depan kami akan tetap memiliki komunikasi," kata Peskov di konferensi pers, Rabu (15/6/2022) ketika ditanya pada wartawan tentang hubungan AS-Rusia.
"AS tidak kemana-mana, Eropa tidak kemana-mana, jadi entah bagaimana kami akan berkomunikasi dengan mereka," tambahnya.
Hubungan Rusia dan negara-negara Barat berada di titik terendahnya sejak berakhirnya Perang Dingin. Bahkan sebelum Moskow mengirimkan puluhan ribu pasukannya ke Ukraina dalam apa yang Kremlin sebut sebagai "operasi militer khusus."
Barat meresponnya dalam berbagai sanksi yang tidak pernah diberlakukan sebelumnya. Presiden AS Joe Biden juga berjanji menjadikan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "paria" di panggung dunia. Rusia menuduh Washington menggelar "perang ekonomi."
Peskov mengatakan situasi saat ini membuat kedua negara "tidak mungkin" kembali ke apa yang ia sebut sebagai "semangat Jenewa". Ia mengacu pada pertemuan Biden dan Putin pada tahun 2021.
"Apakah mungkin kembali ke semangat Jenewa, ketika terdapat sedikit harapan? Hampir tidak, tidak mungkin kami dapat menikmati harapan lama ketika melihat apa yang kami lihat sekarang," katanya.
Peskov mengatakan komunikasi antara dua negara di masa depan akan berdasarkan "saling percaya dan menguntungkan." AS dan Rusia merupakan negara kekuatan nuklir terbesar. "Ini bukan topik untuk cakrawala jangka pendek," katanya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
5 Alasan Wapres Filipina Dimakzulkan, Ancam Bunuh Presiden hingga Skandal Korupsi
Israel Bersiap Hadapi Kemungkinan Tsunami di Tengah Gempa Bumi yang Terjadi di Yunani
Pernyataan Baru Donald Trump: Gaza Akan Diserahkan ke AS oleh Israel!
Arab Saudi Gelar Nikah Massal, 300 Pengantin Dapat Hadiah Mobil dan Rumah