Kisah di Balik Viralnya Babushka Z, Wanita Ukraina yang Dielu-elukan Rusia, Kenapa?

- Kamis, 16 Juni 2022 | 08:40 WIB
Kisah di Balik Viralnya Babushka Z, Wanita Ukraina yang Dielu-elukan Rusia, Kenapa?
Polhukam.id, Moskow - Seorang wanita tua dari Ukraina, yang dijuluki 'Babushka Z' telah menjadi wajah baru bagi propaganda Kremlin. 

Babushka sendiri mengacu pada bahasa Rusia, yang berarti nenek. Sementara Z merujuk pada simbol yang sering dilukis pada kendaraan-kendaraan lapis baja milik pasukan Kremlin.

Baca Juga: Konflik China dan Taiwan Diramalkan Lebih Ganas dari Perang Rusia di Ukraina, Dunia Bisa Terguncang

Nenek itu terkenal usai video pertemuannya dengan tentara Ukraina menjadi viral. Dalam rekaman itu, Babushka tampak mendukung tindakan Rusia di Ukraina. Ia berjalan menuju dua tentara Ukraina, dengan tangannya mengacungkan bendera merah Uni Soviet.

Namun, apakah begitu kejadian sebenarnya?

BBC memutuskan untuk melacak Babushka demi mencoba membuktikan kebenaran di balik peristiwa mengejutkan itu. 

Setelah bertemu sang nenek, BBC menunjukkan foto-foto ketenarannya. Namun, apa yang terjadi justru memelikkan. Babushka tampak terkesima tetapi juga dibuat kebingungan. 

"Aku tidak berpikir mereka harus memuliakanku. Aku hanya seorang petani wanita. Aku tidak mengerti mengapa aku bisa jadi selebriti.

"Aku belum pernah melihat ini sebelumnya (foto)," katanya.

Dalam video, para prajurit Ukraina mengatakan mereka ingin membantu dan menawarkan sekantong makanan. Kemudian mereka mengambil bendera Soviet, melemparkannya ke tanah dan menginjak-injaknya. Melihat itu, Babushka yang merasa terhina, mengembalikan makanan kepada para  tentara.

"Orang tua saya mati demi bendera ini dalam Perang Dunia Kedua," katanya, dengan nada marah.

Bagi Kremlin, ini adalah emas. Propaganda Rusia jarang berpusat pada seorang individu, dan mereka melihat wanita ini sebagai contoh langka dari seorang Ukraina yang menyesali runtuhnya Uni Soviet dan menganggap Rusia sebagai 'sang pembebas'.

Sebagian besar orang Ukraina, bahkan di wilayah berbahasa Rusia, tidak menyambut baik invasi Kremlin. Jadi, aksi Babushka yang mengibarkan bendera Soviet digunakan sebagai bukti bahwa aksinya itu mendapat dukungan di antara penduduk setempat.

Mesin propaganda Kremlin pun dengan cepat mulai bekerja. Meski dalam hal ini, tidak ada salahnya jika ikonografi bendera Soviet dan Babushka bergema untuk setiap orang Rusia yang akrab dengan kartu pos Perang Dunia II 'Bunda Rusia'.

Dalam beberapa hari saja, citra Babushka muncul di mana-mana. Wajah dan penampilannya di video terus dicetak, menunjukkan Babushka, dengan kerudung ortodoksnya, memakai sepatu bot dan rok tebal. Gambaran itu merupakan sebuah kemunduran ke stereotip petani wanita di era Soviet.

Rupa Babushka itu dipampang dengan figur berukuran besar, dari Moskow, Siberia hingga Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia.

Sekarang, orang-orang dengan mudah bisa melihat Babushka, di mural, plakat, kartu pos, patung, sampai stiker bemper. Lagu dan puisi juga telah dicipta dan dipersembahkan hanya untuk Babushka.

Tak ketinggalan, pejabat Rusia sampai meluncurkan patung Babushka di Mariupol, kota Ukraina yang telah dibom hingga rata dengan tanah dan kini dikuasai Moskow.

Sebelumnya, tidak ada yang tahu identitas sebenarnya dari Babushka Z. Bahkan, tidak ada yang yakin apakah dia masih hidup.

Tapi, dia adalah orang yang sangat nyata. Nama aslinya adalah Anna Ivanovna. BBC telah melacaknya hingga ke Velyka Danylivka, sebuah desa dekat Kharkiv di timur laut Ukraina, tempat Anna tinggal bersama suami, anjing, kucing, dan kelincinya.

Wanita 69 tahun itu tampak terkejut saat BBC menunjukkan foto patung yang dibuat menyerupai dirinya. Reaksinya sungguh tak terkira; Anna justru bersenda gurau, mengomentari wajahnya yang katanya terlihat tua.

"Apakah aku benar-benar terlihat sangat tua? Sepertinya ada orang asing yang menatapku!" katanya.

Namun, kisahnya sangat berbeda dengan citra yang telah dilukis oleh media Rusia. Anna menentang keras perang yang dimulai Kremlin.

"Bagaimana saya bisa mendukung situasi di mana orang-orang saya sekarat? Cucu dan cicit saya dipaksa pergi ke Polandia. Kami hidup dalam ketakutan dan teror," ujarnya.

Jadi mengapa Anna menyapa tentara dengan bendera Soviet?

Anna salah paham pada saat itu. Dia mengaku bingung, mengira dua tentara Ukraina yang menawarkan makanan padanya merupakan tentara Rusia.

"(Saat itu) Aku hanya senang mengetahui Rusia akan datang dan tidak bertarung dengan kami. Saya senang bahwa kami akan bersatu lagi," ucapnya.

Dengan kata lain, Anna saat itu hanya mengungkapkan kebahagiaan karena menyangka tentara Rusia datang secara damai.

Anna tidak memasukkan subteks politik apa pun ke dalam tindakannya. Bendera merah itu, katanya, bukanlah bendera Uni Soviet, bukan pula milik Rusia. Melainkan itu adalah "panji cinta dan kebahagiaan di setiap keluarga, di setiap kota, di setiap republik. Bukan pertumpahan darah. Dan siapa pun yang mengatakan sebaliknya, adalah salah".

Sementara Anna berbicara, deru artileri dan pertempuran yang konstan terdengar di dekatnya. Dia tidak beranjak sedikit pun. Anna mengaku sudah terbiasa.

"Jika aku bisa berbicara dengan Vladimir Putin, aku akan berkata, Anda telah membuat kesalahan. Kami kaum pekerja Ukraina, apa yang pernah kami lakukan sehingga layak mendapatkan ini (serangan)? Kami adalah orang-orang yang paling menderita," ucap Anna.

Tapi Anna berasal dari masa Soviet, dan enggan mengkritik pemimpin Rusia secara terbuka.

"Putin adalah seorang presiden. Seorang tsar, seorang raja, seorang kaisar," lanjutnya.

Meskipun Anna telah menjadi bintang di Moskow, desanya tidak luput dari serangan pasukan Putin. Desa tempatnya berlindung telah dibom beberapa kali, seperti banyak wilayah lainnya di Ukraina.

Saat BBC melewati desa itu, beberapa rumah hangus terbakar. Lainnya ambruk jadi abu. Rumah Anna sendiri telah terkena tembakan. Jendelanya pecah, atap rusak dan pecahan peluru berserakan di halaman depan.

"Sekarang aku mengerti," kata Anna.

"Mereka tidak peduli dengan orang-orang di sini di Ukraina, mereka hanya peduli tentang menaklukkan tanah kami," lanjutnya.

Dmytro Galko dari Kementerian Kebudayaan Ukraina setuju. Dia mengatakan propaganda Rusia membuat segalanya menjadi satu dimensi.

"Mereka hanya tidak peduli dengan kebenaran, mereka tidak peduli dengan orang. Mereka tidak tertarik pada siapa Anna, atau nasibnya. Jika mereka bisa, mereka akan merebutnya, membuat mumi dan memasukkannya ke dalam mausoleum (monumen makam)," ujar Galko.

Anna pun sekarang mengkhawatirkan keselamatannya. Di Ukraina, dia diserang secara online karena dia dianggap pro-Rusia.

Semua tetangganya menjauhinya. Ini adalah desa kecil dan semua orang saling mengenal.

"Saya tidak senang mereka membuat saya terkenal. Karena di Ukraina, sekarang mereka menganggap saya pengkhianat," katanya."

Dampak ketenaran yang sebenarnya kemudian menjadi lebih jelas di akhir wawancara. Saat BBC mengucapkan selamat tinggal padanya, Anna mencoba memberi bendera merah kesayangannya, yang bergambar arit dan palu.

"Saya tidak ingin ada masalah. Saya tidak ingin orang menggunakannya untuk melawan saya," ucap Anna, berusaha menyerahkan bendera itu, yang telah dijadikan bagian bagi propaganda Kremlin.

Sumber: akurat.co

Komentar