“Dana tersebut akan digunakan sebagai stimulus untuk memastikan stabilitas pembangunan ekonomi di tengah kendala eksternal,” kata Pemerintah Rusia dikutip dari Reuters.
Penambahan dana tersebut berkat keuntungan ekstra yang dihasilkan dari ekspor minyak dan gas Rusia. Bisnis yang menghasilkan ratusan juta dolar per hari ini masuk ke anggaran negara, walaupun Rusia dijatuhi sanksi Barat.
Negara-negara Barat telah memukul Rusia dengan paket sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Termasuk membekukan sekitar setengah atau 300 miliar dolar AS cadangan emas dan mata uang asing bank sentral, setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke timur Ukraina pada 24 Februari 2022.
Sebelum perang berlangsung, Rusia mengarahkan keuntungan minyak dan gas untuk mendanai proyek-proyek investasi besar.
Dana darurat tersebut berbentuk uang cash, sehingga dinilai lebih fleksibel dan memungkinkan Pemerintah menutup defisit negara. Kemudian mendukung pengeluaran sosial, seperti kenaikan dana darurat untuk pensiunan dan menghadapi potensi krisis ekonomi.
Mei lalu, Rusia juga telah menyuntikkan 4 miliar dolar AS ke Russian Railways, perusahaan terbesar di negara itu.
Pemerintahan Presiden Vladimir Putin Juga telah menjanjikan stimulus sebesar 1,75 miliar dolar AS untuk maskapai milik negara, Aeroflot.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Fatima Hassouna, Fotografer Kesayangan Warga Gaza Syahid Dibom Israel
Serangan Udara AS Tewaskan 80 Orang di Yaman, 150 Orang Terluka
Rudal China Bisa Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS Hanya dalam 20 Menit
Ulama Pakistan Serukan Dunia Muslim untuk Berjihad Melawan Israel