POLHUKAM.ID - Video Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang beredar luas pada Sabtu (22/2/2025) mendapat respon.
Novel Baswedan yang merupakan mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku bahwa ia pernah bertemu Hasto dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Sulistyowati Irianto di Universitas Indonesia (UI).
”Benar, saya bertemu dia di acara peluncuran dan orasi ilmiah Prof Sulistyowati Irianto,” ujarnya lewat keterangan, Sabtu (22/2/2025).
Novel mengaku dalam pertemuan pada 7 Mei 2024 tersebut, ia sempat menanyakan beberapa hal kepada Hasto.
Termasuk di antaranya terkait pelemahan KPK melalui revisi UU KPK dan penyingkiran tokoh-tokoh penting di KPK.
Lewat kesempatan yang sama, dia pun turut menyinggung soal hubungan antara Hasto dengan mantan ketua KPK Firli Bahuri.
”Ketika bertemu, saya tanyakan tentang mengapa melakukan pelemahan terhadap KPK dengan revisi UU dan penyingkiran tokoh-tokoh penting KPK? Hingga KPK benar-benar lemah. Saya juga sampaikan pengetahuan saya bahwa Hasto adalah teman dekat Firli Bahuri yang merusak KPK,” terang Novel.
Oleh Hasto, pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dijawab. Namun demikian, hanya disampaikan secara singkat karena mereka tengah berada di tengah-tengah acara yang sedang berjalan.
”Dan waktu itu secara singkat yang bersangkutan menjawab sebagaimana dalam rekaman tersebut. Tetapi karena situasi acara, maka hanya bisa bicara singkat saja,” tutup dia.
Video Hasto
Sebelumnya video Hasto bercerita mengenai Revisi Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beredar luas di publik.
”Saya katakan dengan tegas kepada Mas Novel Baswedan saat itu, inilah kalau ada hal-hal yang buruk oleh Presiden Jokowi selalu dilimpahkan kepada PDI Perjuangan dan juga Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata dia.
Sebaliknya, Hasto menyebut, hal-hal positif selalu diambil oleh Presiden Jokowi tanpa menyisakan benefit bagi PDIP.
Termasuk di antaranya Revisi UU KPK yang disebut oleh Novel benar-benar melemahkan Lembaga Antirasuah. Secara tegas, Hasto membantah.
”Karena itulah, tuduhan bahwa revisi Undang-Undang KPK diarsiteki oleh PDI Perjuangan itu sangat salah,” imbuhnya.
Menurut Hasto, bukan PDIP yang mengarsiteki Revisi UU KPK. Dia menyebut, pelemahan KPK dilakukan oleh Jokowi demi melindungi Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang saat itu maju dalam kontestasi pilkada.
”Bahwa pelemahan KPK dilakukan oleh Presiden Jokowi, kemudian dampaknya dituduhkan kepada PDI Perjuangan. Ini jawaban buat Mas Novel Baswedan,” ujarnya.
Belum diketahui pasti sumber video tersebut. Baik waktu maupun lokasi pembuatannya.
Namun, video itu beredar selang beberapa hari setelah KPK memanggil, memeriksa, dan menahan Hasto pada Kamis, 20 Februari 2025.
KPK menahan Hasto lantaran elite PDIP itu diduga telah melakukan perintangan penyidikan atau obstruction of justice.
👇👇
[VIDEO]
Nyanyian Hasto:
— ꦩꦸꦂꦠꦝ (@MurtadhaOne1) February 22, 2025
Revisi UU KPK 2019 yg diinisiasi oleh jokowi bertujuan untuk melindungi dirinya, juga anak dan menantunya yang saat itu mau menjadi kepala daerah
Dan butuh 3 juta US dollar agar revisi itu berjalan mulus pic.twitter.com/RVnJU4Rh6T
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Banyak Laporan Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi Sudah Masuk KPK, Kenapa Tak Pernah Diproses?
Kritik Respons Istana Soal Tagar Indonesia Gelap, Rocky Gerung: Faktanya Memang Gelap, Jangan Dipoles!
VIRAL Cuplikan Video Lawas Nicholas Saputra Tak Dibantu Aparat, Sindir Oknum Sejak Dulu?
Kapolri Ajak Band Sukatani Jadi Duta Polri: Kami Tak Antikritik!