Viral, Maraknya Aktivitas Ilegal Drilling di Jambi Masih Terjadi, Polisi: Sudah 3 Kali Ditindak

LIHATJAMBI - Viral, aktivitas ilegal drilling atau penambangan minyak ilegal di Provinsi Jambi masih marak terjadi. 

Beredar foto yang dimuat di akun Instagram @infoseputar_jambii, memperlihatkan aktivitas ilegal drilling atau penambangan minyak ilegal. 

Tampaknya meskipun pihak kepolisian telah berulang kali melakukan penindakan, tapi tidak menyurutkan para pelaku ilegal drilling atau penambangan minyak ilegal untuk melakukan aktivasinya. 

Baca Juga: DPRD Kota Jambi Kukuh Tolak Rencana Pembangunan Stockpile Batubara PT SAS di Kawasan Aur Duri

Belum lama ini, tim khusus Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jambi telah melakukan penindakan dibeberapa wilayah Kabupaten di Provinsi Jambi. 

Dalam penindakan itu, tim khusus Ditreskrimsus Polda Jambi pun mengamankan sejumlah tersangka dan pemilik sumur. 

Walapun telah ditindak, ternyata aktivitas ilegal drilling atau penambangan minyak ilegal di Provinsi Jambi masih terus terjadi. Seperti halnya di Desa Senami atau Bulia Baru, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. 

Baca Juga: Komunitas Orang Papua di Yogyakarta Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Dari foto yang dimuat itu memperlihatkan ada pelangsir minyak menggunakan sepeda motor yang diatasnya penuh dengan jerigen. 

Lalu, ada juga memperlihatkan seorang sebagai pemolot atau pekerja. Selain itu juga ada sejumlah mobil truk diduga digunakan untuk mengangkut minyak ilegal. 

Dalam postingan akun Instagram @infoseputar_jambii ini juga bertuliskan "aktivitas ilegal drilling dikawasan Batanghari atau tepatnya di Desa Senami atau di Bulian Baru semakin merajalela".

Baca Juga: Masyarakat Yogyakarta Padati Jalan, Antusias Sambut Prabowo-Gibran

Selain itu juga bertuliskan "dari hasil investigasi laporan di lapangan diduga ada beberapa oknum aparat yang mengatur kordinasi terkait kegiatan ilegal drilling maupun pokan (penampung minyak) tersebut".

Lalu juga bertuliskan "dari informasi sumber yang kami dapat dugaan biaya kordinasi tersebut mengalir perharinya puluhan hingga ratusan juta".