SINAR HARAPAN--Polisi menduga terjadi kesalahan prosedur yang terjadi dalam peristiwa ledakan smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali yang menyebabkan 20 korban tewas.
Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan terhadap 27 saksi, polisi menduga terjadi pelanggaran SOP. Polisi bahkan menyatakan akan ada pihak yang dijadikan tersangka dalam kasus tersebut.
Peristiwa ledakan tungku smelter tersebut sangat mengejutkan mengingat proyek tersebut termasuk proyek strategis pemerintah. Banyak kalngan menilai pengawasan pemerintah selama ini sangat lemah.
Kepolda Sulawesi Tenggara Irjen Pol Agus Nugroho menyebut, pihaknya telah memeriksa 27 saksi pasca ledakan tungku smelter tersebut.
"Semuanya mulai dari korban sampai ke manajemennya kita mintai keterangan," ucapnya seperti dikutip TribunPalu, Senin (1/1/2023) siang.
Menurutnya, dari hasil Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sementera, tidak ditemukan adanya bahan peledak dan lain sebagainya. "Itu kita pastikan tidak ada," ujarnya.
Agus menambahkan, dari hasil penyelidikan juga, patut diduga ada beberapa Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dilanggar. Sehingga, akan ada tersangka dibalik ledakan tungku smelter PT ITSS tersebut.
Namun, untuk kepastiannya masih menunggu hasil gelar perkara. "Muda-mudahan ada (tersangka, red), nanti kita lihat hasil gelar perkara karna saya tidak akan mendahului hasil gelar perkara, kalau memang ada unsur pidana kita akan proses," tuturnya.
Diketahui, Senin 1 Januari 2024 ini pihak penyidik Polda Sulteng sedang melaksanakan gelar perkara.
Korban ledakan tungku smelter PT ITSS, saat ketambahan satu orang meninggal dunia sehingga total korban mencapai 20 orang.
Sebelumnya, Juru Kampanye Trend Asia Arko Tarigan menyebut insiden ledakan tungku smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Sulawesi Tengah pada Minggu, 24 Desember 2023, bukan insiden pertama.
Ia juga mengatakan kecelakaan kerja serupa tidak hanya terjadi di Kawasan Morowali. "Kecelakaan kerja itu terjadi di berbagai kawasan dan berbagai smelter di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube PBHI Nasional, Minggu, 24 Desember 2023.
Arko mengatakan, sepanjang 2015 hingga 2022, Trend Asia mencatat 53 orang pekerja smelter menjadi korban jiwa dalam kecelakaan kerja di industri nikel. Sebanyak 40 orang merupakan tenaga kerja Indonesia, sedangkan 13 lainnya merupakan tenaga kerja asing (TKA) Cina.
Arko pun menyayangkan insiden nahas justru terjadi di kawasan yang menjadi proyek strategis nasional (PSN) pemerintah. Apalagi, proyek hilirisasi itu digadang-gadang pemerintahan era Presiden Jokowi bakal memberi dampak baik. Hilirisasi nikel juga disebut-sebut untuk mendukung transisi energi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sinarharapan.co
Artikel Terkait
WNA Jerman Kuasai 34 Sertifikat Tanah di Bali, Sudah Jadi Tersangka!
KPK Ungkap Bank Indonesia Terlibat Korupsi Triliunan Rupiah, Disalurkan ke Seluruh Anggota Komisi XI DPR RI
Bareskrim Polri Tetapkan Eks Pegawai BPOM sebagai Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi
NCW Ungkap Cak Imin Bawa Istri Sejak Timwas Haji 2022