Kekerasan Terhadap Jurnalis di NTT Meningkat, Begini Respon AJI Indonesia

- Minggu, 17 Desember 2023 | 01:00 WIB
Kekerasan Terhadap Jurnalis di NTT Meningkat, Begini Respon AJI Indonesia

LINTAS PEWARTA - Sebanyak 73 kasus kekerasan terhadap jurnalis yang mengancam kebebesan Pers khusus di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari 73 kasus kekerasan terhadap jurnalis di NTT ini tercatat selama bulan November 2023, dan angka ini nail dibandingkan tahun 2022 lalu.

Pada  2022 tercatat angka kekerasan terhadap jurnalis sebanyak 61 kasus.

Baca Juga: Peduli Stunting, Bank NTT Cabang Betun salur RP 50 Juta ke Pemkab Malaka

Data kekerasan kepada jurnalis sampaikan oleh Ketua Advokasi Nasional Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Erick Tanjung, Sabtu, 16 Desember 2023, yang dilansir dari Ntthits.com.

Dikatakan Erick bahwa,  dari ekskalasi kasus kekerasan pada jurnalis yang dinilai mengancam kebebesan Pers yang meningkat telah menjadi catatan kritis AJI Indonesia.

Dijelaskan Erick, jumlah kasus kekerasan yang dialami jurnalis dan media yang ada di wilayah Provinsi NTT yakni, Kabupaten Belu, Nagekeo, Labuan Bajo, dan Kota Kupang sendiri.

Baca Juga: Lanjutan Premier League, Newcastle United Jamu Fulham, Begini Head To Headnya

" teman-teman jurnalis di NTT rentan mengalami kekerasan baik itu di Kupang, dan di Daerah -daerah dan secar umum NTT meningkat. Ini menjadi catatan kritis kami di AJI Indonesia,"pungkas Erick dilansir dari Ntthits.com, sabtu,16 Desember 2023.

Dari kondisi kekerasan terhadap para jurnalis di Wilayah NTT, maka AJI Indonesia AJI Kota Kupang telah mengandeng  11 profesi.

seperti IJTI, PWI, AMSI, Federasi Pekerja Media Amnesti International Indonesia, Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN), KAI NTT dan organisasi masyarakat sipil pemerhati kekebasan pers lainnya.

Baca Juga: Bersama Seluruh Elemen Masyarakat, Satgas Yonif 742/SWY Tanam Ribuan pohon di Dua Kabupaten

Selain itu juga, berinisiasi membentuk Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) guna mengadvokasi dan melindungi jurnalis dari ancaman kekerasan dan kebebasan pers.  

"Komite keselamatan jurnalis ini dibentuk untuk mengadvokasi agar mengurangi tingkat kekerasan terhadap jurnalis dan kebebasan pers,"tambah Erick.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lintaspewarta.com

Komentar