POLHUKAM.ID, Jakarta - Terapi sel punca telah menjadi topik yang menarik dalam dunia medis dan penelitian. Penggunaan sel punca untuk tujuan pengobatan telah menarik perhatian ilmuwan dan profesional medis selama beberapa dekade.
Sejarah terapi sel punca mencakup perkembangan dan penemuan penting yang telah membuka jalan bagi pengembangan pengobatan regeneratif yang menjanjikan.
Seperti dilansir dari laman progencell, beberapa waktu lalu, terminologi sel punca pertama kali digunakan oleh Ilmuwan Jerman yang bernama Theodor Boveri dan Valentin Haecker pada 1888. Berikutnya pada 1902, Ilmuwan Rusia bernama Alexander M. Maximow menemukan Haematopoiesis, yang merupakan formasi dari komponen sel darah.
Awal Mula Terapi Sel Punca Sejarah terapi sel punca dimulai pada tahun 1958, dengan terapi pertama digunakan pada transplantasi sum-sum tulang dan dilakukan oleh seorang dokter dari Prancis yang bernama Georges Mathe. Berikutnya pada 1958, Ernest McCulloch dan James Till dari Universitas Toronto mendemonstrasikan keberadaan dari sel punca.
Kemudian, pada tahun 1981, peneliti Amerika Serikat, Dr. Martin Evans, berhasil mengisolasi sel punca embrio pada mencit. Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan terapi sel punca.
Pada tahun 1998, tim peneliti di University of Wisconsin-Madison yang dipimpin oleh Dr. James Thomson, berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi sel punca manusia yang pertama kali. Hal ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang penggunaan sel punca dalam pengobatan manusia.
Sumber: tempo.co